Liputan6.com, Yogyakarta - Helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang terbang dari Samosir, Sumater Utara hilang kontak pada Minggu 11 Oktober 2015 pukul 11.33 WIB saat menuju Bandara Kualanamu, Sumut. 2 Di antara penumpang helikopter tersebut merupakan warga Sleman, Yogyakarta.
Keduanya, yakni paman-keponakan Nur Harianto dan Fransiskus S yang beralamat di Tegal Bojan Purwomartani Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Kerabat dari kedua korban, yakni Maryani mengatakan, pihak keluarga mendapatkan kabar hilangnya helikopter sejak Minggu 11 Oktober 2015. Fransiskus yang merupakan keponakannya saat itu diajak pergi oleh Nur Harianto ke Surabaya, Jawa Timur untuk bekerja.
Selanjutnya dari Surabaya, perjalanan mereka berlanjut menuju ke Medan, Sumut. Namun dalam perjalanan ternyata helikopter yang ditumpangi keluarga mereka hilang.
"Dapat kabarnya kemarin. Lalu saya ke sini begitu dapat kabar. Saya tanya pada ibunda Frank ada apa kok mondar-mandir? Dia hanya diam saja. Ternyata dia sudah tahu," ujar Maryani di kediaman Fransiskus, Sleman, Yogyakarta, Senin 12 Oktober 2015.
Maryani mengatakan, setelah mengetahui hilangnya helikopter yang membawa anak dan kakaknya Nur Harianto, ibunda Frans, yakni Sri Handayani sempat shock. Karena itu dia belum bisa dimintai keterangan.
"Sempat shock sejak kemarin. Ternyata budhe sudah denger entah dari mana TV atau apa. Masih shock di kamar," ujar Maryani.
Hingga saat ini keluarga masih menunggu informasi resmi dari pemerintah tentang kepastian nasib Fransiskus dan Nur Harianto. Ia berharap dua anggota keluarganya dapat ditemukan dalam keadaan hidup.
"Infonya hilang kontak. Pak Nur itu kan kerja di PT Alam Semesta. Cabangnya di Medan. Mereka biasanya naik helikopter memang. Kami masih menunggu informasi selanjutnya," pungkas Maryani. (Ndy/Mvi)
Paman dan Keponakan Ini Ikut Tumpangi Helikopter Hilang di Sumut
Keluarga mendapatkan kabar hilangnya helikopter sejak Minggu 11 Oktober 2015.
Advertisement