Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri didaulat untuk meresmikan pendirian Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok yang diberi nama Rumah Soekarno pada Senin 12 Oktober 2015. Letaknya ada di wilayah Qin Hai Distrik Shenzhen, Tiongkok.
Dalam sambutannya, Mega mengungkapkan kebahagiaannya.
"Pembangunan Rumah Soekarno ini memiliki makna yang lebih mendalam serta melambangkan betapa eratnya hubungan bilateral kedua bangsa dan negara Indonesia-Tiongkok," kata Mega dalam pesan tertulisnya di Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Di tengah sambutannya, Mega sempat diam sesaat. Matanya lalu berlinang saat menceritakan kembali kenangan ayahnya, ketika Presiden Sukarno berusaha meyakinkan pemimpin Tiongkok Mao Zedong untuk keluar dari isolasi dunia dan terlibat dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, Jawa Barat.
Menurut Mega, hubungan kedua bangsa dan kedua negara telah berjalan sangat lama. Antara lain ditandai dengan pelayaran serta kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Indonesia pada abad 15 yang sekaligus menjadi tonggak bagi terbangunnya hubungan kedua bangsa serta negara yang semakin kokoh hingga kini.
"Eratnya hubungan Indonesia dan Tiongkok juga telah terbukti berhasil melewati berbagai tantangan, pasang surut, hingga kini menjadi mitra strategis komprehensif dan saya berharap hubungan ini akan semakin erat, luas dan mendalam di waktu-waktu mendatang," tutur Mega.
Peresmian Soekarno House ditandai dengan pembukaan selubung yang menutupi batu marmer bertuliskan Rumah Soekarno di bagian depannya. Dan pesan dari Presiden kelima Indonesia tersebut di bagian belakang.
Pesan Mega
Pesan yang terpahat pada batu marmer dengan panjang 1,8 meter dan tinggi 1,4 meter tersebut berbunyi:
"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, di sini dibangun 'Rumah Soekarno' (Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok) sebagai saksi mata tentang kekalnya hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Indonesia dan Tiongkok."
"Semoga 'Rumah Soekarno ini mejadi salah satu tonggak bagi harapan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah untuk kedua bangsa yang bersaudara. Tertanda Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia."
Saat peresmian, Megawati didampingi Direktur China Institute Inovation Strategic (CIIDS) Zhang Bijian. Hadir juga dalam acara tersebut Komite Tetap PKT wilayah Schenzhen, Direktur Pengembangan Free Trade Zone Du Peng, Dubes Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Sugeng Raharjo, dan Konsulat Jenderal Ratu Sylvi Gayatri.
Dari Indonesia hadir mendampingi Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Andreas Pareira dan Rokhmin Damhuri, putra serta menantu Megawati. Dan mantan Dubes Indonesia untuk Tiongkok Imron Cotan.
Hubungan yang erat Indonesia-Tiongkok yang dimulai antara pemimpin kedua negara, dibenarkan oleh Zhang Bijian. Dia merupakan seorang kader senior PKT, yang hadir kala Sukarno berkunjung ke Tiongkok pada 1956. Dia menjadi saksi sejarah betapa Presiden pertama sekaligus proklamator RI itu sangat dihormati dan dicintai rakyat Tiongkok.
Zhang Bijian menambahkan, sebagai kader muda PKT, dia merasa bangga menyaksikan pemimpin kedua negara bersahabat erat yang menjadi landasan bagi kerekatan hubungan kedua negara.
Peresmian pembangunan Rumah Soekarno ini diprakarsai oleh beberapa kalangan politisi, mantan diplomat, maupun pihak swasta kedua negara yang mencintai eratnya hubungan Indonesia. Gedung Tower 24 lantai ini direncanakan akan dimanfaatkan untuk pusat aktivitas budaya, bisnis, pariwisata, sekaligus menjadi salah satu pilar people to people dan bussiness to bussiness dalam meningkatkan persahabatan Indonesia-Tiongkok.
Presiden Indochin International (perusahaan yang membangun Rumah Soekarno), Huang Bo menyampaikan kegembiraannya dapat memberikan sumbangsihnya untuk membangun persahabatan kedua bangsa yang lebih erat.
"Kami merasa terhormat untuk membangun Rumah Soekarno, mengingat hubungan kedua negara yang semakin baik dari waktu ke waktu. Ini juga tidak terlepas dari peran Soekarno," kata Huang Bo. (Ndy/Mvi)
Advertisement