Liputan6.com, Jakarta - Polri mulai menyelidiki bentrok antarkelompok masyarakat di Desa Dungguran, Simpang Kanan, Aceh Singkil. Kejadian itu mengakibatkan seorang warga tewas dan 4 lainnya luka-luka. Â
Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, peristiwa tersebut terjadi pada pukul 12.00 WIB. Awalnya, di antara kelompok masyarakat membakar Gereja Huria Kristen Indonesia (GHKI) di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil.
Sebelum kejadian, pada pukul 08.00 WIB, sekelompok masyarakat mendesak dilakukan pembongkaran 21 gereja di Aceh Singkil mulai berkumpul di Mesjid Lipat, Kajang Bawah, Simpang Kanan. Kemudian pada pukul 10.00 WIB mereka mulai bergerak ke Tugu, Simpang Kanan.
"Aksi mereka kemudian dihadang oleh aparat. Di situ ada pasukan TNI-Polri," kata Badrodin di rumah dinasnya, Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/10/2015) malam.
Setelah dihadang petugas, sambung Kapolri, massa yang diperkirakan berjumlah 500 orang itu kembali bergerak menuju ke rumah ibadah GHKI Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah. Di sana mereka melakukan pembakaran.
"Massa yang setelah dihadang tadi kemudian menyebar, sebagian tetap menuju ke gereja dan melakukan pembakaran," tutur dia.
Â
Badrodin menerangkan, setelah membakar gereja, massa langsung bergerak ke Kecamatan Simpang Kanan. Namun di sana, massa dihadang kelompok masyarakat lainnya yang menjaga gereja GHKI.
Di lokasi itu, bentrok antarkelompok masyarakat tersebut tak tercegah hingga mengakibatkan seorang tewas atas nama Samsul dan 4 lainnya mengalami luka-luka.
"Jadi di situlah terjadi bentrok antara massa yang telah membakar gereja tadi dengan masyarakat yang menjaga gereja. Sampai menelan 1 korban," pungkas Jenderal Badrodin. (Dms/Rmn)
Ini Kronologi Bentrok Warga di Aceh Singkil
Setelah membakar gereja, massa langsung bergerak ke Kecamatan Simpang Kanan. Namun di sana, massa dihadang kelompok masyarakat GHKI.
Advertisement