Sukses

Temui Pejabat Arab Saudi, Dirjen PHU Bahas Tragedi Mina

Djamil juga menyampaikan sampai saat ini masih ada jemaah haji Indonesia yang belum kembali ke maktab dan bergabung dengan rombongan.

Liputan6.com, Mekah - Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil menemui sejumlah pihak untuk membahas upaya mempermudah penanganan korban tragedi Mina.

“Kemarin saya bertemu dengan 2 pejabat di Jeddah. Pertama dengan Dirjen Kementerian Luar Negeri wilayah Barat yang membawahi Mekah, Jeddah, dan Madinah. Kedua dengan Deputi Minister of Hajj Husein Syarif yang mengurusi kasus-kasus selama penyelenggaraan haji, termasuk peristiwa Mina,” ujar Abdul Djamil, Mekah, Arab Saudi, Rabu (14/10/2015).

Pertemuan tersebut, menurut Djamil membahas masalah penanganan korban Mina. Djamil meminta kemudahan akses bagi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang terus berupaya mengidentifikasi jemaah haji Indonesia korban Mina.

Djamil juga menyampaikan sampai saat ini masih ada jemaah haji Indonesia yang belum kembali ke maktab dan bergabung dengan rombongannya.

Sehubungan itu, mantan Dirjen Bimas Islam ini meminta Kementerian Haji Arab Saudi memberikan kemudahan dan membantu proses identifikasi.

“Dirjen Kemenlu mengatakan bahwa ada perintah dari Raja Salman supaya memberikan akses bagi misi-misi haji untuk melakukan proses identifikasi atas korban yang ada,” kata dia.

“2 Pejabat ini menjelaskan pada saya komitmen untuk membantu, khususnya memberikan akses bagi teman-teman Indonesia yang ingin melakukan proses-proses identifikasi,” tambah dia.

Rilis terakhir yang dikeluarkan PPIH Arab Saudi pada Selasa 13 Oktober pagi menyebutkan bahwa 126 jenazah jemaah haji Indonesia berhasil diidentifikasi, terdiri dari 121 jemaah haji dan 5 Warga Negara Indonesia (WNI) yang mukim di Arab Saudi.

Pihak Arab Saudi telah mengidentifikasi seluruh jenazah yang disemayamkan di Mu’aishim. Proses identifikasi itu dilakukan dalam 3 tahap, yaitu foto, sidik jari, dan sampel DNA.

Djamil mengatakan, akses terhadap data hasil identifikasi pihak Saudi penting untuk memudahkan proses pencarian 2 jemaah haji Indonesia yang belum kembali ke kloternya.

“Kita crosscheck dengan data yang berangkat haji tahun ini serta cek lewat kloter dan rombongan yang ada di maktab. Kalau sudah mantab dan ada konsistensi nama dan data nama-nama yang mereka bawa, baru umumkan. Jangan sampai sudah diumumkan menjadi korban ternyata orangnya segar-bugar. Ini yang tidak boleh terjadi dan harus kita hindari,” pungkas Abdul Djamil. (Ron/Rmn)