Sukses

Mensos: Kepemimpinan Muhammad Direfleksikan, Tak Ada Bentrok Aceh

Kepemimpinan Nabi Muhammad yang menciptakan dinamika kesetaraan antar suku, ras, dan umat beragama.

Liputan6.com, Gresik - Menteri Sosial Indar Parawansa mengatakan, di balik peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1437 Hijriah, ada kisah Nabi Muhammad SAW yang dapat dicontoh pemimpin yang bangsanya terdiri dari beragam suku, ras, dan agama seperti Indonesia. Yaitu bagaimana cara kepemimpinan Nabi Muhammad yang mampu menjaga kerukunan umat beragama dan berbagai suku di kota tersebut.

"Starting point-nya dari hijrah kedua Nabi Muhammad ke Madinah, di situ Rasulullah mendapatkan kesuksesan yang luar biasa dan di situlah sering disebut pembangunan masyarakat madani atau masyarakat Madin yang tinggal di Madinah," kata Khofifah usai memberi ceramah Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1437 Hijriah di GOR Tri Dharma PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Rabu 14 Oktober 2015.

"Masyarakat di sana beragam, heterogen suku dan agamanya. Di situlah sebetulnya mulai proses konsolidasi antarumat agama, suku dilakukan oleh Nabi Muhammad," sambung Khofifah.

Menurut Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama ini, kepemimpinan Nabi Muhammad yang menciptakan dinamika kesetaraan antarsuku, ras, dan umat beragama di kota Madinah dapat direfleksikan di Indonesia melalui proses equilibrium dynamic atau keseimbangan dinamis. Jika proses tersebut dijalani, maka Khofifah yakin konflik SARA tidak akan terjadi di Indonesia.

"Sebetulnya penting dijadikan refleksi bahwa betapa kebhinekaan di Indonesia ini harus mengalami proses equilibrium dynamic. Termasuk yang kemarin di Singkil (kerusuhan di Kabupaten Aceh Singkil). Equilibrium dynamic sebetulnya akan bisa dijadikan salah satu referensinya, ketika Nabi Muhammad memimpin kota Madinah. Saat itu meski ada keberagaman suku, agama tetapi bisa hidup secara harmonis," ujar Khofifah. (Mvi/Rmn)