Sukses

Ketum PBNU Lepas Kirab Santri dari Surabaya ke Jakarta

Said Agil Siradj mengatakan, kirab ini adalah sebuah tasyakur dan tafakur.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj didampingi sejumlah pengurus NU Jawa Timur melepas kirab Hari Santri Nasional 2015 di depan monumen Tugu Pahlawan Surabaya hari ini.

Sekitar 100 santri mengikuti acara kirab yang akan menuju Gresik dan selanjutnya secara estafet menuju Tugu Proklamasi Jakarta. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut Hari Santri Nasional yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo.

Said Aqil Siradj mengatakan, kirab ini adalah sebuah tasyakur dan tafakur. Para santri diajak merenung dan menghayati peran besar KH Hasyim Ashari dan kiai besar NU lainnya dalam mempertahankan hak, kemerdekaan tanah air dan proklamasi 1945.

"Resolusi jihad adalah salah satu faktor penting dalam keberlangsungan NKRI. Kalau tidak ada resolusi jihad belum tentu kita bisa mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945," tutur Said Aqil di Surabaya, Minggu (18/10/2015).

Said Aqil menambahkan, nama Hari Santri dipilih dan bukan Hari Resolusi Jihad karena jihad tidak akan terlaksana kalau tidak ada NU. Sementara, NU juga tidak akan ada kalau tidak ada santri.

"Jadi yang menjadi pokok itu santrinya sendiri. Dan ketika itu yang namanya santri bukan hanya di NU. Yang dimaksud santri dulu adalah santri yang Islamnya baik, tapi memang mayoritas santri adalah orang NU," imbuh dia.

Terkait beberapa ormas islam yang tidak setuju dengan adanya Hari Santri, Said Agil menegaskan semua berhak berkata dan mengeluarkan pendapat.  "Yang jelas kita didukung sama 11 ormas Islam di Indonesia," tegas Said Aqil.

Dia berharap dengan adanya Hari Santri, warga Nahdliyin siap berkorban dalam mempertahankan keutuhan NKRI. "Alhamdulillah Islam di Indonesia masih aman, solid, mampu mengadakan dakwah, meneruskan perjuangan Islam tanpa gangguan," pungkas Said Agil. (Ron/Yus)