Liputan6.com, Jakarta - Jelang berakhirnya laga final Piala Presiden 2015, polisi menggelar sweeping atau razia terhadap suporter beratribut oranye. Sweeping dilakukan untuk mencegah kerusuhan antarsuporter.
Pantauan Liputan6.com, Minggu (18/10/2015) malam, razia disasar di halte busway dekat Polda Metro Jaya, Jakarta. Ratusan suporter yang mayoritas remaja atau ABG itu pun dicokok dalam razia tersebut.
Awalnya, ratusan ABG tersebut diizinkan masuk halte busway itu. Namun, baru saja mereka menaiki tangga, seorang anggota Brimob tiba-tiba berteriak dan memerintahkan ratusan remaja itu.
"Jangan kasih naik," teriak seorang perwira Brimob.
Seruan itu langsung dituruti. Ratusan remaja langsung di-sweeping dan tidak diizinkan masuk ke dalam selter Transjakarta.
"Langsung aja dibawa ke Polda (Metro Jaya)," ucap seorang perwira polisi seraya menggelandang ratusan remaja tersebut.
Sebelumnya, polisi bergerak mencegah aksi provokatif yang dilakukan kelompok beratribut oranye, sore tadi sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka meletuskan tembakan peringatan ke udara untuk mencegah mereka memasuki Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Insiden juga terjadi di depan Pintu I Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta Pusat, beberapa jam sebelumnya. 74 ABG ditangkap polisi karena melempari petugas dengan batu. Mereka melempar tanpa alasan di depan Pintu I Stadion Utama GBK, Minggu siang tadi. (Ans/Ron)
Antisipasi Rusuh Suporter Bola, Polisi Sisir Halte Busway
Sweeping dilakukan untuk mencegah kerusuhan antarsuporter usai laga final Piala Presiden 2015
Advertisement