Sukses

Kualitas Udara di Riau Kembali Berbahaya karena Asap Pekat

Jarak pandang di sejumlah daerah juga dalam hitungan beberapa meter.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kualitas udara di Provinsi Riau pada hari ini, Senin (19/10/2015) kembali memburuk akibat diselimuti kabut asap pekat, setelah sempat menipis. Setidaknya ada 7 daerah yang kualitas udaranya dinyatakan di ambang batas berbahaya. Lainnya, pada level sangat tidak sehat dan tidak sehat.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyebutkan, udara berbahaya terdapat di Panam, Kulim, Sukajadi, Rumbai, Kabupaten Siak, Minas, dan Kota Dumai. Indeks pencemaran udaranya sudah di atas 300 Psi.

Sedangkan, alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di depan Kantor Walikota Pekanbaru menunjukkan udara di kota tersebut sangat tidak sehat untuk dihirup. Begitu juga dengan ISPU di perempatan Jalan Soekarno-Hatta dengan Jalan Nangka.

Di samping itu, kawasan lainnya, seperti Petapahan (Kabupaten Kampar), Bangko (Kabupaten Rokan Hilir, Libo, dan Duri (Kabupaten Bengkalis, dinyatakan tidak sehat untuk dihirup.

Menurut data dari BMKG, konsentrasi partikulat (PM10) udara di Riau ada mencapai 548.40 u gram/m3. PM10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Partikulat ini sangat berbahaya bila terhirup telah melebihi ambang batas yang bisa ditoleransi oleh pernapasan manusia.

Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin mengatakan tidak hanya kualitas udara saja memburuk. Hal itu juga terjadi pada jarak pandang di sejumlah daerah, yang hanya dalam hitungan beberapa meter.

"Di Pekanbaru dan Pelalawan, jarak pandang akibat kabut asap hanya 100 meter. Paling buruk terjadi di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, yaitu 50 meter. Sementara di Kota Dumai tak jauh lebih baik, yaitu 400 meter," kata Sugarin, Senin pagi.

Secara umum, sambung dia, cuaca di Riau pada Senin berawan dan diselimuti kabut asap. Curah hujan diprakirakan terjadi di beberapa wilayah, dengan intensitas ringan dan tidak merata.

Sugarin menjelaskan, kabut asap yang kembali menyelimuti Riau ini merupakan hasil kebakaran hutan dan lahan yang belum teratasi di Pulau Sumatera. Riau mendapat kiriman dari sejumlah provinsi yang hingga kini terus terjadi kebakaran hutan dan lahan. (Mvi/Bob)