Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri siap menjadi jembatan bagi proses bersatunya kembali (reunifikasi) dua Korea, Korea Utara dan Korea Selatan.
Mega dinilai memiliki faktor kedekatan dengan kedua Korea. Pertama, Ketua Umum PDIP itu adalah putri tertua Presiden pertama RI Sukarno yang dahulu bersahabat dengan Kim Il-sung, kakek dari Pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-un.
Sementara Korea Selatan saat ini dipimpin oleh seorang presiden perempuan, Park Geun-hye. Sama seperti Mega, Park Geun-hye juga merupakan perempuan pertama Negeri Ginseng itu.
Apalagi kedua Korea juga membuka kedutaan besar di Jakarta sebagaimana Indonesia membuka kedutaan besar di kedua negara itu.
"Ini tidak mudah. Tetapi sejarah panjang hubungan Indonesia dan Korea Utara, Indonesia dan Korea Selatan, akan mampu menjadi jembatan yang positif untuk menyatukan dua Korea," kata Mega di Beijing, Tiongkok, Senin (19/10/2015).
Komitmen menjadi jembatan bagi proses reunifikasi Korea tersebut diungkapkan Mega dalam pidato akademisnya terkait gelar doktor honoris causa yang diberikan Korean Maritime and Ocean University di Busan, Korea Selatan.
Mega mengatakan, sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia memiliki peran untuk ikut menjaga serta memeilihara perdamaian dunia. Dan komitmen tersebut sudah tertuang dalam konstitusi Indonesia.
Sejarah, kata dia, telah membuktikan bagaimana komitmen Indonesia untuk mewujudkan serta memelihara perdamaian itu dijalankan dengan sungguh-sungguh.
"Indonesia bersama-sama negara perintis lainnya seperti Mynamar, Pakistan, Sri Lanka dan India menggagas penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada 1955.
"Karenanya saya berharap reunifikasi dua Korea dapat segera diwujdukan, berdasar rasa saling menghormati, saling menghargai. Terkait itu, harus ada kemauan, komitmen yang keras dari dua pihak untuk bersatu, berdasar rasa kemanusiaan untuk memulai kembali dialog," tutur Megawati.
Jadi Jembatan
Menurut dia, proses reunifikasi harus dirintis dan dikembangkan tanpa campur tangan pihak luar. Sehingga benar-benar didasarkan atas kemauan kedua Korea dan karena rasa saling menghormati dan menghargai.
"Saya pribadi, dengan segenap hati saya, sangat berharap perdamaian dapat segera diwujudkan di semenanjung ini. Dan saya siap, jika tugas memanggil, sebagai jembatan untuk menanamkan rasa percaya kedua negara, membuka jalan solusi damai bagi konflik yang telah berlangsung lama ini," tutur Megawati.
"Perdamaian di Semenanjung Korea, antara Korea Selatan dan Korea Utara tidak saja harapan saya pribadi, melainkan juga harapan Indonesia sebagai negara sahabat," ucap dia.
Dalam makalah akademisnya yang bertajuk Civilized Political Path for The People's Welfare and Indonesia Active Role in Promoting The World's Brotherhood, Mega mengaku siap membuka jalan bagi perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan.
"Jika tugas memanggil, maka saya siap untuk melayani sebagai jembatan, membuka jalan bagi solusi damai untuk konflik Korea yang telah berjalan cukup lama." (Ant/Ndy/Yus)