Sukses

PDIP Tak Mau Ambil Pusing Reshuffle Kabinet Jilid II

PDIP mengaku menghormati hak prerogatif presiden

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak mau ambil pusing soal isu reshuffle atau perombakan kabinet jilid II. Menurut politikus PDIP Arteria Dahlan, partainya akan menyerahkan soal reshuffle kepada Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Sehingga, kata Arteria, partainya tak akan mempermasalahkan siapa yang akan ditunjuk Jokowi-JK untuk menduduki kursi menteri.

"Kami diajarkan (partai) disiplin untuk menghormati hak prerogatif Presiden. Itulah fatsun politik PDIP sekaligus kesadaran moral dan etika kami," ujar Arteria kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Arteria berharap keputusan reshuffle nanti adalah murni keputusan Presiden Jokowi, yang dilaksanakan secara transparan, terukur dan alasan rasional yang mudah dipahami oleh publik.

Menurut dia, seandainya ada reshuffle, harus dipertimbangkan secara cermat, bijak dan hati-hati. Kemudian, harus dapat membangun optimisme publik.

"Saya yakinlah dengan perspektif Presiden Jokowi, di mana reshuffle kemarin lumayan sukses. Beliau pendengar yang baik, tapi juga eksekutor yang mumpuni," kata anggota Komisi II DPR RI itu.

PDIP pun tidak mau ambil pusing dengan manuver PAN yang telah menyerahkan 5 nama kepada Jokowi untuk calon menteri.

Wakil Ketua Umum Partai PAN Totok Daryanto sebelumnya mengatakan, partainya telah menyodorkan 5 nama calon menteri kepada Presiden Jokowi. Totok memastikan, kelima nama itu dapat membantu Jokowi-JK dalam menjalankan pemerintahannya.

Kawal Setahun Jokowi-JK

Mantan Ketua DPP bidang hukum itu menegaskan, partainya akan fokus dengan memberikan kepercayaan penuh pada Presiden, terutama melewati setahun ini.

"PDIP akan memastikan bagaimana kekuasaan berjalan sesuai dengan kehendak rakyat. Ini baru setahun, kita berikan kepercayaan penuh kepada Beliau. Toh Beliau sangat terbuka akan masukan dan saran," kata dia.

Meski banyak pihak yang terkesan kurang puas dengan setahun pemerintahan Jokowi-JK karena belum maksimal, lanjut Arteria, namun hal ini wajar lantaran banyak yang harus dibenahi.

"Tapi setidaknya 1 tahun pertama telah dimanfaatkan optimal oleh pemerintah dalam menyiapkan pondasi dan bahkan landasan yang lebih baik," ujar dia.

Menurut dia, dalam banyak hal pemerintah tidak hanya melanjutkan, bahkan membangun dari nol, sehingga harus dipahami bahwa membangun negeri ini tidak cukup 1 tahun.

"Saya optimistis setidaknya niat ke arah kebaikan terlihat jelas, terkait pencapaian pun kan masih on the track dan tinggal kita bicara tingkat ekspektasi, dan tergantung dalam perspektif apa kita melihat," demikian Arteria. (Nil/Sss)