Liputan6.com, Jambi - Kabut asap membuat gerah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mereka pun turun dan menyemut di depan Kantor Gubernur Jambi.
Mereka menuntut langkah konkret Pemprov Jambi menangani bencana yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah tersebut.
Aksi yang diikuti sekitar 100 mahasiswa tersebut bertepatan dengan 1 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Selain penanganan kabut asap, mereka juga menuntut sang presiden serta wakilnya untuk melakukan pemerataan pembangunan dan ekonomi, khususnya di Jambi.
"Kami minta bertemu langsung Bapak Gubernur, ini sudah banyak jatuh korban karena asap," teriak seorang mahasiswa di depan pintu gerbang Kantor Gubernur Jambi, Selasa (20/10/2015).
Karena tak kunjung ada yang menemui mereka, para mahasiswa pun nekat menyegel pintu kantor gubernur. Namun aksi mereka dengan cepat dihalangi aparat Satpol-PP dan polisi yang berjaga.
Bentrokan pun pecah. Aksi dorong hingga adu pukul dan saling lempar sempat mewarnai demonstrasi tersebut. Massa mahasiswa kemudian berdiskusi dengan aparat keamanan.
Tak hanya di Kota Jambi, sejumlah massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di daerah di Jambi juga ikut menggelar aksi. Salah satunya di Kota Kualatungkal, ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Puluhan mahasiswa di Kualatungkal dilaporkan terlibat bentrok saling dorong dengan aparat Satpol-PP dan kepolisian setempat saat berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kualatungkal. Massa menduga ada banyak pemborosan dana APBD Pemkab Tanjung Jabung Barat. (Ndy/Sss)
Asap Tak Kunjung Hilang, Mahasiswa Jambi Geruduk Kantor Gubernur
Aksi yang diikuti sekitar 100 mahasiswa tersebut bertepatan dengan 1 tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Advertisement