Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok mencurahkan isi hatinya kepada sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Singapura dalam acara 'Bincang 1 Jam Bersama Ahok' di KBRI Singapura, Senin 19 Oktober malam.
Pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini mengaku terancam kehilangan suara pemilih di Ibu Kota pada Pilkada DKI 2017.
"Pemilihan Jakarta itu susah. Kenapa? Harus 50 persen plus 1. Kalau daerah lain cukup pemenang. Sekarang saya punya masalah nih. Di Jakarta enggak gampang 50 persen plus 1," kata Ahok, seperti yang terlihat dalam video yang beredar, Rabu (21/10/2015).
Kesulitan itu, kata Ahok, lantaran ia kerap bersinggungan dengan beberapa pihak di Jakarta, karena membuat kebijakan yang kerap berbenturan dengan keinginan masyarakat Ibu Kota.
Contohnya, lanjut Ahok, mengenai pedagang kaki lima, penggusuran warga bantaran kali, hingga yang terbaru melarang kegiatan keagamaan digelar di kawasan Monas. Ahok pun terancam akan kehilangan suara dari NU.
"Saya bilang ya sudahlah. Lebih baik enggak kepilih deh daripada saya ngelanggar aturan sendiri. Jadi kira-kira pangsa pasar saya siapa? Orang Indonesia di Singapura? Pasti malas pulang juga," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Makanya saya dituduh ke sini kampanye. Padahal, saya enggak pernah tahu loh 70 persen orang Indonesia. Karena itu saya juga cuek-cuek saja. Makanya saya kerja siapkan seperti itu. Kalau enggak jadi juga enggak apa-apa," tambah Ahok. (Rmn/Mut)*
Di Singapura, Ahok Curhat Terancam Kehilangan Suara Pilkada 2017
Kesulitan mendapat suara dalam Pilkada 2017, kata Ahok, lantaran dirinya kerap bersinggungan dengan beberapa pihak di Jakarta.
Advertisement