Liputan6.com, Jakarta Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal mengatakan, NU saat ini mencanangkan resolusi jihad melawan kebodohan, radikalisme, dan terorisme.
Karena menurut Helmy, 3 persoalan itu memiliki imbas yang sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara. Imbasnya adalah perpecahan dan pembodohan publik.
"Dulu NU jihad melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di masa sekarang, resolusi jihad lebih kepada lawan kebodohan, radikalisme, dan terorisme," kata Helmy saat menghadiri acara Kirab Hari Santri Nasional dan Peringatan Resolusi Jihad di Tugu Proklamasi, Kamis (22/10/2015).
Dia mengatakan, resolusi jihad merupakan warisan para pendiri NU yang mengalir dalam nadi setiap warga nahdliyin. Semangatnya diharapkan bisa menjadi alat pemersatu dalam semangat ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga bangsa).
"Warga NU mewarisi resolusi jihad dalam bentuk Islam yang melebur dalam budaya dan membangun ukhuwah wathaniyah," tandas Helmy.
Kirab panjang para santri Nahdlatul Ulama (NU) dari Tugu Pahlawan Surabaya pada Minggu 18 Oktober menuju Jakarta, berakhir di Tugu Proklamasi, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis 22 Oktober.
Dalam acara penutupan kirab Hari Santri Nasional dan Resolusi Jihad, hadir ratusan nahdliyin dari berbagai kota. Pantauan Liputan6.com, acara ini juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Hadir juga perwakilan dari pemerintah, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, dan tamu kehormatan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. (Dms/Mvi)
NU Siap Jihad Lawan Kebodohan dan Radikalisme
Selain itu NU juga tidak mentolerir sedikitpun aksi terorisme yang kerap dikaitkan dengan Islam.
Advertisement