Liputan6.com, Jakarta - Otorita Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi menyatakan kehilangan 1.500 penumpang perhari dengan kerugian Rp 3 miliar lebih akibat kabut asap. Total 1.060 penerbangan dibatalkan selama kurang lebih 2 bulan akibat asap yang juga beranjak dari Jambi.
"Itu perhitungan estimasi sejak bandara mulai tidak bisa beroperasi September 2015 ini," ujar Kepala Unit Operasi Bandara Sultan Thaha Jambi Parolan Simanjuntak di Jambi, Minggu (25/10/2015).
Menurut dia, standar minimal pendaratan pesawat yakni 2.300 meter. Namun karena pekatnya asap, jarak pandang rata-rata di bawah 1.000 meter, akhirnya otoritas bandara memutuskan berhenti beroperasi sementara.
"Bahkan selama Oktober ini tidak ada penerbangan sama sekali," kata Parolan.
Meski tidak ada aktivitas, Parolan menyatakan, Bandara Sultan Thaha Jambi masih tetap buka. Ini karena gangguan alam, sementara syarat bandara tutup adalah apabila dalam keadaan darurat atau ada sarana dan prasarana mengalami gangguan.
Akibat gangguan asap, Parolan pesimistis target penumpang di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin tahun ini bisa tercapai. "Apalagi aktivitas lama terhenti semenjak ada asap ini," imbuh Parolan.
Sebelumnya, Association Of The Indonesia Tour and Travel (Asita) Provinsi Jambi mencatat akibat gangguan kabut asap di Jambi penjualan tiket pesawat di daerah ini menurun drastis hingga 80 persen.
Bahkan, sebagian pengusaha tour dan travel memilih menutup sementara usahanya karena tiket pesawat tidak laku terjual. (Ron/Mut)