Liputan6.com, Jakarta - Bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan terus mengepung Indonesia. Kabut asap tipis sudah merambah ke Laut Jawa dan sebagian Jakarta.
Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta mengatakan, memang tak mudah menangani bencana asap kali ini.
"Sampai saat ini nyatanya memang tidak mudah mengatasi bencana asap ini. Ratusan ribu warga menjadi korban, bahkan di antaranya sudah ada yang meninggal. Tak mudah mengatasi asap," ujar Sukamta, Senin (26/10/2015).
Dia mengatakan, ke depannya pemerintah harus bisa melakukan penanggulangan bencana asap ini pada 3 tahap bencana, yaitu prabencana, saat bencana, dan pascabencana.
"Untuk bencana asap yang diakibatkan ulah manusia yang membakar hutan, pemerintah harus bersikap tegas agar mereka diancam jika masih bersikukuh untuk membakar. Jadi, kebijakan pemerintah ke depannya dalam hal bencana tidak hanya saat bencana itu terjadi dan pascanya, tapi juga mencegah supaya bencana akibat ulah manusia itu tidak terjadi," kata anggota Komisi I DPR RI itu.
Sukamta berharap, dengan bantuan yang diberikan partainya, salah satunya dengan menyumbangkan 3 bulan kenaikan tunjangannya untuk membantu korban asap, bisa memberikan arti lebih.
"Paling tidak meringankan penderitaan rakyat yang terpapar kabut asap. Selain doa semoga persoalan kabut asap cepat selesai," pungkas Sukamta.
Berdasarkan pantauan satelit Himawari dari BMKG pada kemarin, Minggu 25 Oktober 2015 pukul 08.30 WIB, lebih dari tiga per empat wilayah Indonesia tertutup asap tipis hingga tebal. Hanya Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, NTT, Sulut, Maluku Utara dan bagian utara Papua saja yang tidak tertutup asap.
Asap tebal pun masih mengepung beberapa daerah. Pada pukul 09.00 WIB, jarak pandang di Padang 200 m berasap, Pekanbaru 1.000 m berasap, Jambi 900 m berasap, Palembang 200 m berasap, Pontianak 800 m berasap, Ketapang 200 m berasap, Palangkaraya 100 m berasap, dan Banjarmasin 400 m berasap.
Â
Pasokan asap dari hotspot juga masih besar. Hotspot pantauan satelit Terra & Aqua pada Minggu pagi ada 1.187.
Kualitas udara (PM10) di Pekanbaru 570 berbahaya, Jambi 518 Berbahaya, Palembang 325 Sangat Tidak Sehat, Pontianak 169 Tidak Sehat, Banjarbaru 73 Sedang, Samarinda 147 Sedang, dan Palangkaraya 1.511 Berbahaya. Hampir dua bulan lamanya warga di Riau, Jambi dan Palangkaraya terkepung asap level Berbahaya. (Mvi/Tnt)