Liputan6.com, Washington - Di hadapan masyarakat Indonesia di Wisma Tilden, Washington DC, Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak ada rasa takut di dalam dirinya saat ini. Hal ini dia katakan ketika mendapat banyak tekanan saat ingin menekan produk impor yang masuk ke Indonesia.
"Tidak ada rasa takut dalam diri saya," ujar Presiden dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (26/10/2015).
Jokowi mengatakan, saat ini betapa banyak produk impor yang memasuki pasar dalam negeri. Seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging.
"Tekad pemerintah akan berusaha menekan impor, meski mendapat banyak tekanan," kata Jokowi.
Selain menghadapi tekanan itu, Jokowi juga mengatakan, banyak kebijakan yang dia ambil penuh risiko. Misalnya, kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan.Â
"Ada 7.000 kapal illegal fishing lalu lalang di perairan kita. Sebanyak 113 kapal yang ditenggelamkan menunjukkan ketegasan," kata dia.
Jokowi menuturkan, menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal tidak semudah yang dibayangkan. Di awal Kabinet Kerja, Jokowi telah memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menenggelamkan kapal, tetapi Menteri Susi Pudjiastuti saat itu masih ragu.
Itu karena saat itu, kata Jokowi, backing kapal penangkap ikan ilegal itu adalah pengusaha besar. Tetapi Jokowi mengatakan kepada Menteri Susi bahwa dia didukung oleh Presiden. "Backingmu Presiden, baru ditenggelamkan," kata dia.
Tak hanya itu, kata Jokowi, ketegasan pemerintah juga ditunjukkan dengan pelaksanaan hukuman mati terhadap terpidana mati kasus narkoba. Bahkan saat ini ada 64 terpidana mati kasus narkoba yang akan dieksekusi.
"Kalau kita tidak tegas, barangnya akan masuk terus. Saat ini 4,5 juta orang yang kondisinya perlu direhabilitasi," kata dia.
Kemudian, kata dia, keberanian pemerintah juga ditunjukkan pada saat membubarkan Petral.
Selain itu, kata Jokowi, pemerintah menunjukkan keseriusan dalam membenahi perekonomian dengan mengeluarkan beberapa Paket Kebijakan Ekonomi.
"Kita serius membenahi, kita serius memperbaiki. Tiap seminggu, dua minggu akan ada paket ke luar; 1,5 bulan sudah keluar 5 paket," ujar dia.
Sementara saat ini, kata Jokowi tantangan terberat yang dihadapi Indonesia yang juga dialami banyak negara lainnya adalah perlambatan ekonomi dan kurs. Selain itu, tantangan yang dihadapi saat ini di Tanah Air adalah masalah kebakaran dan kabut asap.
Jokowi menjelaskan, pemerintah saat ini tengah berupaya melakukan transformasi fundamental ekonomi dari ekonomi yang berbasis konsumsi menuju ekonomi berbasis produksi. Dari konsumsi ke investasi, perubahan ini terasa berat dalam jangka pendek.
"Dalam jangka panjang, jalan yang kita lalui jalan yang benar," ujar dia.
Jokowi mengakui, keputusan mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif bukan tugas yang ringan. "Setiap memutuskan apa pun ada tantangannya. Tapi, jalan yang benar yang harus kita lalui," kata Jokowi. (Nil/Mvi)*