Liputan6.com, Jakarta - Perseteruan antara Gubernur DKI Ahok dengan DPRD Bekasi menyeret-nyeret institusi TNI. Dalam perseteruan itu, Ahok menyebut TNI dapat mengangkut sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, Bekasi.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tak mau ambil pusing atas perseteruan itu. Dia pun menanggapi santai perseteruan tersebut.
Baca Juga
Kabar itu menjadi informasi terpopuler sepanjang Senin 26 Oktober 2015. Pertemuan Presiden Jokowi bertemu WNI di AS juga mendapatkan perhatian khusus hingga masuk menjadi salah satu dari 5 berita terfavorit.
Advertisement
Berikut 5 berita terfavorit yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (27/10/2015):
1. Kata Panglima TNI Soal Ahok Minta Tentara Angkut Sampah
Panglima TNI Gatot Nurmantyo tak mau ambil pusing atas perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dan DPRD Bekasi yang menyeret-nyeret nama TNI. Gatot pun menegaskan, tak ada satupun anggotanya yang mengangkut sampah.
"Masyarakat kita sudah dewasa, lihat saja, ada enggak TNI yang angkut sampah. Kalau tidak ada buat apa kita sampaikan, kan gitu," kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (26/10/2015).
Menurut Gatot, di era saat ini, tiap orang bebas untuk mengeluarkan pendapat. Namun, pendapat yang berbeda itu tidak perlu untuk ditanggapi satu per satu.
"Jadi gini, di alam demokrasi ini banyak yang sampaikan pernyataan, kalau tiap orang saya tanggapi, capek deh," tutur dia.
Jokowi Pernah Dimarahi
2. Di Depan Diaspora Indonesia di AS, Jokowi Curhat Pernah Dimarahi
Selain memaparkan kondisi perekonomian selama setahun pemerintahannya, pada hari pertama lawatannya di Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan curahan hati (curhat) pernah dimarahi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Qatar saat kunjungan resmi ke negara itu beberapa waktu lalu.
Curahan hati ini diungkapkan Presiden Jokowi di depan masyarakat dan diaspora Indonesia di Wisma Tilden Washington DC, Minggu sore waktu setempat. Menurut Jokowi, dia dimarahi WNI yang tidak mendapatkan kesempatan masuk dan bertemu dengannya.
"Waktu di Qatar, saya juga bertemu sekitar 300 WNI. Karena yang enggak bisa masuk ribuan, yang dimaki-maki saya. Padahal saya enggak ngerti, saya enggak tahu, yang dimaki-maki saya," kata Jokowi.
3. TNI Benarkan Anggota DPR Arzetti dan Perwira Digerebek di Hotel
Pihak TNI Angkatan Darat (AD) membenarkan kabar Detasemen Polisi Militer (Denpom) Divif 2 Kostrad telah menggerebek kamar Hotel Arjuna, Malang, Jawa Timur, Minggu 25 Oktober 2015. Saat penggerebekan itu, mereka mendapati anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB Arzetti Bilbina dan seorang perwira TNI AD Letkol Risky berada berdua di dalam kamar.
"Peristiwa itu benar. Ada peristiwa (penggerebekan) itu. Ditangkap 25 Oktober kemarin," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal TNI Sabrar Fadhilah ketika dikonfirmasi, Senin (26/10/2015).
Sabrar mengatakan, dari hasil pemeriksaan, keduanya mengaku mengadakan pertemuan di kamar hotel untuk membahas urusan pekerjaan. Jenderal bintang satu ini menegaskan Denpom Divif 2 Kostrad pun saat ini masih mendalami keterangan Arzetti dan Letkol Risky dengan tetap berpedoman pada asas praduga tak bersalah.
Advertisement
Jokowi Tak Takut
4. Jokowi: Tidak Ada Rasa Takut dalam Diri Saya
Di hadapan masyarakat Indonesia di Wisma Tilden, Washington DC, Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak ada rasa takut di dalam dirinya saat ini. Hal ini dia katakan ketika mendapat banyak tekanan saat ingin menekan produk impor yang masuk ke Indonesia.
"Tidak ada rasa takut dalam diri saya," ujar Presiden dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (26/10/2015).
Jokowi mengatakan, saat ini betapa banyak produk impor yang memasuki pasar dalam negeri. Seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging.
"Tekad pemerintah akan berusaha menekan impor, meski mendapat banyak tekanan," kata Jokowi.
Selain menghadapi tekanan itu, Jokowi juga mengatakan, banyak kebijakan yang dia ambil penuh risiko. Misalnya, kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan.
5. Ahok: Presiden Selanjutnya Kalau Enggak Jokowi ya Prabowo
Dalam survei calon presiden yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Ahok berada di urutan ke-3 setelah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Posisi ketiga memang masih butuh kerja keras untuk dapat menarik hati masyarakat. Tapi, paling tidak dalam survei ini Gubernur DKI Ahok bisa melampaui Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang berada di posisi ke-4.
Meski begitu, Ahok tak mau jumawa. Dia menilai, pemilu tetap akan dimeriahkan oleh 2 tokoh teratas, yakni Jokowi dan Prabowo.
"Ngapain pusing, Presidennya Jokowi kok, kalau enggak Jokowi, Prabowo kok. Ngapain lu ribut?" kata Ahok.
(Ali/Mvi)