Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menilai kesejahteraan anggota Polri masih perlu ditingkatkan. Terlebih masalah gaji anggota.
Dia berpendapat peningkatan kesejahteraan bagi seluruh anggota Polri dapat mendorong perbaikan kinerja, sehingga menciptakan polisi yang lebih sehat. Peningkatan kesejahteraan ini mencegah praktik pungli dan pilih-pilih jabatan.
"Mutlak harus diperbaiki. Kita mau menciptakan polisi-polisi yang sehat. Walapun sudah sejahtera, belum tentu juga akan baik. Tetapi kalau tidak sejahtera, ya juga tidak akan baik," kata Tito dalam sambutannya dalam acara Seminar Sekolah Sespimti Polri dengan Tema Melayani dengan Revolusi Mental, di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Selasa (27/10/2015).
Menurut dia, gaji bersih yang diterima anggota Polri masih jauh dibanding gaji lurah di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bahkan, gaji seorang perwira tinggi Polri juga belum setara dengan seorang lurah.
"Take home pay masih di bawah standar. Jenderal kalah dengan lurah. Kapolda Metro kalah (gajinya)," ucap Tito.
Dia mengaku tidak mudah bagi polisi untuk terus meminta kenaikan gaji setiap tahunnya kepada pemerintah. Permintaan ini pasti akan menuai pro kontra.
"Kalau gaji kita naikkan, semua akan protes. Buruh juga akan demo semua," sambung Tito.
Â
Baca Juga
Yang paling realistis, terang dia, perbaikan kesejahteraan dapat diberikan melalui peningkatan remunerasi. Dia berharap remunerasi pada 2019 bagi seluruh anggota Polri dapat meningkat 100 persen.
"Kuncinya titik masuk bagi Polri, adalah remunerasi. Tahun ini sudah naik jadi 58 persen. Kami harapkan 2019 bisa 100 persen. Minimal kombes Rp 30 juta. Ini jauh lebih baik dari sekarang," ungkap Tito. (Bob/Sss)
Advertisement