Liputan6.com, Jayapura - Keluarga korban bersama tokoh agama sepakat menguburkan 14 jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air secara massal. Belasan korban pesawat Trigana Air ATR 42 PK-YRN IL 267 yang jatuh di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua 16 Agustus 2015 itu dikuburkan siang tadi.
"Ke-14 jenazah sudah tak dapat diidentifikasi lagi. Penguburan massal ini merupakan kesepakatan bersama antara keluarga dan tokoh agama. Ini telah dibicarakan setelah tim DVI tidak bisa lagi mengidentifikasi korban," kata Kepala Bidang Dokkes Polda Papua, Kombes Ramon Aminam yang ikut serta dalam penguburan di Pemakaman Umum Kampung Sereh, Sentani-Kabupaten Jayapura, Selasa (27/10/2015).
Menurut dia, tim kesulitan mengidentifikasi 14 jenazah. Sebab, tim DVI tidak menemukan lagi sel hidup di jenazah korban karena hangus. "Ini yang menyulitkan kami dalam identifikasi lewat test DNA,'' ujar Ramon.
Ke-14 jenazah yang dikuburkan secara massal bernama Yulita Kalakmabin, Manuella Uropmabin, Markus Kalakmabin, Yan Wabdaron, Yosea Mote, Yana Uopka, Timeus Dubur, Theo Steben Kalakmabin, Alimdam Yawan, La Ode Musran, Supriyani, Musfia atau Wafia dan Armaita.
Pada prosesi penguburan, ke-14 peti jenazah dimasukkan ke satu liang lahat berukuran 8x5 meter. Sebelum liang lahat ditutup, 3 pimpinan agama: Islam, Protestan dan Katolik, secara bergantian memanjatkan doa menurut agama masing-masing.
Baca Juga
Baca Juga
Salah satu keluarga korban, Matius mengungkapkan, dengan adanya penguburan ini, keluarga menjadi lebih tenang. Sebab keluarga sudah mengetahui tempat untuk berziarah.
"Pada dasarnya kami berterima kasih kepada semua pihak, meskipun keluarga kami dikubur secara massal, tetapi kami sekeluarga tidak lagi gelisah dan bertanya-tanya, terlebih buat anak-anak yang ditinggalkan," tukas Ramon. (Bob/Sun)
Advertisement