Liputan6.com, Malang - Api yang membakar kawasan hutan di wilayah Gunung Semeru belum berhasil dipadamkam. Sampai saat ini sudah 103 hektare luas lahan yang habis dilalap si jago merah. Lahan yang terbakar itu tersebar di wilayah kerja Bromo seluas 32 hektare dan di wilayah kerja Semeru seluas 71 hektare.
Kepala Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Khairun Nisa mengatakan, secara topografi wilayah yang terbakar sulit dijangkau karena tingkat kemiringannya mencapai 70 derajat.
"Faktor topografi yang menyebabkan kebakaran sulit dipadamkam. Di beberapa titik ada yang curam. Keselamatan petugas dan relawan pemadam juga harus diutamakan," kata Nisa di Malang, Jawa Timur, Selasa (27/10/2015).
Untuk wilayah yang bisa dijangkau, petugas dan tim relawan membawa jet shooter untuk memadamkan api. Pemadaman secara manual dengan cara memukul titik api dengan ranting juga dilakukan. Selain itu juga dibuat sekat bakar di wilayah yang sulit dijangkau agar api tak semakin meluas.
Nisa menambahkan, kebakaran disebabkan oleh 2 faktor alam seperti musim kemarau panjang dan human error atau kesalahan para pendaki. Terkait human error, BB TNBTS sudah membuat larangan pendaki membikin api unggun dan itu sudah diumumkan di website BB TNBTS.
"Tapi siapa yang bisa memantau bahwa pendaki betul-betul tak membuat api unggun," ujar Nisa.
BB TNBTS sendiri telah menutup Gunung Semeru untuk aktivitas pendakian sejak Kamis 22 Oktober lalu. Ini demi keselamatan pendaki agar tak terjadi peristiwa yang tak dinginkan seperti terjadi di Gunung Lawu. (Ado/Bob)