Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritik kebijakan pemerintah. Dia mempertanyakan usulan kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan dibangun.
"Soal kereta cepat itu, apa benar sudah menjadi kebutuhan rakyat? Apa sudah terakomodir rakyat di bagian timur," ujar Megawati di JCC Senayan Jakarta, Rabu, 27 Oktober 2015.
Megawati meminta agar pemerintah bisa menunda proyek pembangunan kereta cepat yang mengandeng Tiongkok. Dia menyarankan pemerintah menyediakan double track terlebih dahulu untuk daerah Indonesia bagian timur. Sebab, menurut dia, itu lebih dibutuhkan.
"Jangan dibangun kereta cepat dulu. Kasih ke Timur, dengan kereta double track terlebih dahulu," ucap Mega.
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memastikan tetap melanjutkan kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan digarap oleh China. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan untuk penggarapan kereta cepat menggunakan mekanisme business to business (B to B), yang artinya tidak menggunakan anggaran negara.
Dengan adanya keputusan pemilihan B to B, BUMN Indonesia terus melakukan pendalaman dengan BUMN China untuk melakukan join venture agreement. Dalam proyek itu ada konsorsium BUMN, terdiri atas PT Jasa Marga Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PTPN VIII dan PT KAI. Demikian pula dengan China menggunakan konsorsium di bawah China Railway Corporation.
Penggarapan kereta cepat ini akan menggunakan pinjaman dari China Development Bank (CDB) di mana pinjaman tersebut mengambil porsi 75 persen dari total proyek. Nilai proyek sendiri ditaksir sekitar Rp 70-80 triliun.
Proyek 3 Tahun
Chairman PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, perusahaan konsorsium BUMN yang akan membangun kereta cepat Jakarta Bandung, Sahala Lumban Gaol, mengungkapkan konsorsium BUMN Indonesia dengan China optimistis dapat menggarap proyek kereta cepat Jakarta Bandung dalam kurun waktu tiga tahun.
Sebab, pembebasan lahan sudah selesai karena menggunakan lahan jalan tol milik PT Jasa Marga Tbk dan tanah di daerah Walingi milik PT Perkebunan Nusantara VIII.
"Launching akan dimulai pada 9 November 2015. Ini harus saya katakan rencana. Sedangkan target selesai proyek akhir 2018 dan masuk tahapan komersial di kuartal I 2019," ucap dia.
Sahala mengaku harga tiket untuk bisa merasakan perjalanan dengan kereta cepat Jakarta-Bandung ditaksir sebesar US$ 16 atau setara Rp 200 ribu per penumpang untuk satu kali perjalanan. (Mvi/Ron)**