Sukses

Ibu-ibu Pedagang di Pekanbaru Demo Bawa Kuali dan Periuk

Ratusan ibu-ibu ini kemudian bergabung dengan ratusan mahasiswa dan sejumlah aliansi mahasiswa.

Liputan6.com, Pekanbaru - Ratusan perempuan yang biasanya berjualan di sejumlah pasar tradisional Kota Pekanbaru turun ke jalan menuntut kesejahteraan kepada Pemerintah Provinsi Riau. Mereka membawa sejumlah peralatan dapur seperti periuk, sendok, kaleng, dan pengaduk minyak.

Mereka mempertanyakan kinerja Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman selama memimpin Bumi Lancang Kuning yang dianggap tak ada perubahan.

"Apa kerja Pak Gubernur nih. Kehidupan setiap harinya kian susah. Gas elpiji langka, listrik selalu padam, kabut asap belum juga hilang. Apa korupsi saja kerjanya," ucap seorang ibu yang mengaku berasal dari Kelurahan Tanjung Rhu di lokasi unjuk rasa di kawasan Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru, Rabu (28/10/2015).

Ratusan ibu-ibu ini kemudian bergabung dengan ratusan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Pemantau Aparatur Riau (Gempar) dan sejumlah aliansi mahasiswa lainnya dari berbagai universitas di Pekanbaru.

Seperti biasanya, massa Gempar menyorot soal kepemimpinan Plt Gubernur Riau dan sejumlah keluarganya yang memiliki jabatan strategis di Pemerintah Riau.

"Pemerintah Riau sudah seperti Provinsi Banten. Keluarga gubernur memiliki jabatan strategis, sehingga diduga mengatur sejumlah proyek dalam APBD Riau," ungkap seorang orator aksi, Airlangga.

Ibu-ibu pedagang di pasar tradisional Kota Pekanbaru, berdemonstrasi sembari membawa kuali dan periuk. (Liputan6.com/M Syukur)

2 dari 2 halaman

Tudingan Mahasiswa

Menurut Airlangga, perbuatan Plt Gubernur Riau dan koleganya itu diduga telah merugikan negara sekitar Rp 2 triliun. Sebab, sejumlah proyek bernilai ratusan miliar rupiah dimenangkan dan diberikan kepada kolega Plt Gubernur Riau.

"Diduga ada permainan proyek-proyek di Riau. Pak Gubernur meletakkan orang kepercayaannya dalam Unit Layanan Pengadaan (ULP)," tukas Airlangga.

Adapun jabatan penting yang diduduki keluarga Plt Gubernur Riau, imbuh Airlangga, adalah Ketua Pemuda Pancasila Arsyadianto Rachman (kakak gubernur), Juni Rachman (adik) sebagai Ketua Kadin, Irma Rachman, dan Ari Nugroho (anak Arsyadianto) selaku Ketua KNPI Riau.

"Irma Rachman diduga telah mengatur sejumlah proyek pengadaan alat kesehatan di Riau. Perbuatan Irma ini sudah menyebabkan kerugian negara yang sangat besar bagi Riau dan negara," sebut Airlangga.

Airlangga mengistilahkan yang dilakukan Plt Gubernur Riau dengan 'Trio Rachman'. "Karena tiga bersaudara ini kemudian meletakkan para keluarganya yang lain ke jabatan penting. Ketiganya sudah membangun dinasti politik di Riau," tegas Airlangga.

Setelah puas berorasi di Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru, ratusan massa ini kemudian melakukan long march menuju Tugu Zapin yang terletak di depan Kantor Gubernur Riau.

Selanjutnya, massa bergerak ke Kejaksaan Tinggi Riau untuk menanyakan laporan Gempar yang sudah dilaporkan sejak bulan lalu. Di depan gerbang Kejati Riau, massa kembali berorasi dan menyampaikan tuntutan yang sama.

Di samping itu, massa juga meminta Kejati Riau mengangkat bendera putih kalau tidak mampu menangani dugaan korupsi Plt Gubernur Riau dan keluarganya.

"Kalau tidak mampu, serahkan kepada KPK. Biar KPK yang menangani kasus ini. Oleh karena itu, kami meminta KPK untuk turun ke Riau mengusut dugaan korupsi tersebut," kata Airlangga.

Demonstrasi ini dijaga ketat oleh puluhan polisi dari Polresta Pekanbaru dan Polsek Kota Pekanbaru. Demo berlangsung tertib meski menimbulkan kemacetan di jalan. (Ans/Mut)

Video Terkini