Sukses

Cerita Ahok Sering Dimarahi Para Pengguna Transjakarta

Ahok mengakui masalah yang sering terjadi di Transjakarta adalah waktu tunggu bus yang sangat lama.

Liputan6.com, Jakarta - Transjakarta diharapkan menjadi moda transportasi massal andalan Pemprov DKI Jakarta. Tapi, pelayanan terhadap penumpang masih terbilang buruk. Tak terkecuali masalah waktu tunggu bus yang sulit diprediksi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga mengaku sering mendengar protes buruknya pelayanan dari para pengguna Transjakarta. Bahkan, kepala daerah yang akrab disapa Ahok ini mengaku sering mendapat keluhan baik melalui BBM, email, atau pesan lainnya.

"Banyak penumpang di halte nih yang protes. Mereka ini marahnya ke saya," ungkap Ahok di sela peluncuran Smart Transportation di Balaikota, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

Keluhan paling banyak yang diterima Ahok adalah masalah waktu tunggu bus yang sangat lama. Bahkan ada yang mengadu sampai 2 jam menunggu bus tak kunjung datang.

"Bagaimana ini pak sudah nunggu 2 jam enggak datang-datang busnya. Ada tapi enggak berhenti, cuman lewat doang. Saya pikir, ini pada ke mana, buta apa bagaimana masa Busway (Transjakarta) cuma lewat terus tapi enggak berhenti," tutur Ahok.

Ahok tidak mau lagi kejadian serupa terjadi setelah peluncuran smart transportation ini. Terlebih banyak aplikasi dan teknologi yang bisa mengawasi semua ini.

Smart transportation ini menggunakan aplikasi Go-Busway yang tertanam pada Go-Jek. Selain itu, ada aplikasi pengembangan dari Qlue, yakni Qlue Transit.

Untuk menggunakan Go-Busway, warga hanya perlu meng-update aplikasi Go-Jek. Begitu masuk ke menu Go-Busway, tinggal masukan halte Transjakarta tempat mereka berada.

Dalam layar, akan tertera perkiraan waktu kedatangan bus ke halte itu. Bila merasa tidak cukup banyak waktu, pengguna bisa langsung memesan Go-Jek.

Sementara, untuk dapat menggunakan Qlue Transit, warga harus mengunduh kembali aplikasi ke ponsel pintar berbasis Android. Setelah masuk ke aplikasi, akan ada avatar yang menunjukan lokasi tempat berada.

Di sekitar lokasi juga tertera tanda panah yang menunjukan arah dan kondisi kepadatan halte dengan warna berbeda. Begitu pula dengan warna bus menunjukan kepadatan dalam bus. Setiap warna memberi petunjuk berbeda. Merah untuk padat, kuning untuk sedang, dan hijau untuk lengang.

Warga yang menggunakan Qlue Transit juga bisa memberikan tanda panah sesuai dengan kondisi yang dialami di halte, bus, atau jalur itu. Dengan begitu, keakuratan data tergantung pada keaktifan para pengguna memberi kabar.

Dengan mengetahui titik mana saja yang padat, PT Transjakarta bisa mengerahkan bus bantuan atau mengalihkan bus yang tidak terlalu pada ke koridor yang padat itu. Sehingga penumpang tidak perlu lagi menunggu lama. (Dms/Mut)