Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Indonesia Bugdet Center (IBC) Roy Salam menemukan ada dana siluman Rp 23,6 triliun yang terdiri dari tambahan belanja prioritas sebesar Rp 18,1 triliun dan tambahan belanja mendesak sebesar Rp 5,5 triliun dalam RAPBN 2016.
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden ‎Jusuf Kalla memastikan tidak ada dana siluman tersebut. Penyusunan RAPBN ‎dibuat oleh pemerintah lebih dulu, kemudian dikaji oleh DPR sebagai pengawas.
"Nah silumannya bagaimana? Apakah di luar pengetahuan pemerintah? Pasti enggak lah. Itu kan di tandatangani oleh pemerintah juga‎," kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Menurut JK bila ada dana siluman, pasti ketahuan karena prosesnya sudah diusahakan transparan.
"Tidak mungkin (ada dana siluman). Itu kan budget dari pemerintah jadi pemerintah yang harus mengemukakan itu. Lalu oleh DPR dikaji," tegas JK.
Dalam Rancangan APBN 2016 diketahui pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 5,3%, inflasi 4,7%, kurs Rp 13.900/ dolar AS, produksi minyak 830.000 barel per hari, dan gas sebesar 1,15 juta barel setara minyak.
Selain itu, juga dirancang penerimaan negara sebesar Rp 1.822,5 triliun dan belanja negara Rp 2.095,7 triliun dengan defisit anggaran 2,1%.
Pengesahan RAPBN 2016 di DPR mundur dari tanggal 22 Oktober menjadi 30 Oktober 2015. Padahal, apabila tidak disahkan maka pemerintah tidak bisa mencairkan APBN 2016 dan hanya dapat menggunakan sisa anggaran tahun sebelumnya, yaitu APBN Perubahan 2015. (Dms/Ado)
JK Pastikan Tak Ada Dana Siluman di RAPBN 2016
Pengesahan RAPBN 2016 di DPR mundur dari tanggal 22 Oktober menjadi 30 Oktober 2015.
Advertisement