Liputan6.com, Jakarta - Daniel Vicli Perdamean Tambunan, mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya yang tewas usai pendidikan dasar UKM Resimen Mahasiswa (Menwa) atau Bela Negara. diketahui sempat buang-buang air kecil di tengah kegiatan tersebut. Bahkan ia diberikan panitia penyelenggara waktu lebih untuk ke toilet.
“Daniel ini mendapat waktu lebih ke toilet, sebab dia buang-buang air terus,” ujar dokter Erfan dari RS Atma Jaya yang juga dilibatkan pihak universitas dalam di Gedung Rektorat Unika Atma Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu 28 Oktober 2015.
Dokter Erfan mengatakan, sebelum para peserta Bela Negara mengikuti kegiatan, pihak kampus sudah mendatangkan dokter klinik untuk memeriksa kondisi fisik mereka. Pemeriksaan tersebut meliputi tes tensi darah, tes pernafasan dan tes detak jantung. Serangkaian tindakan medis tersebut sudah memenuhi prosedur pelaksanaan kegiatan.
“Pemeriksaan itu menurut dia (dokter Teguh) cukup untuk tahu peserta berpotensi serangan jantung atau serangan asma atau tidak. Pemeriksaan dilakukan 20 dan 21 Oktober. Saat pemeriksaan normal dan biasa saja. Cukup pemeriksaan untuk kebutuhan saat itu,” jelas Erfan.
Erfan mengakui, dari keterangan para panitia dan peserta diklat Bela Negara, Daniel mengalami anfal Sabtu malam 24 Oktober. Para panitia pun mengaku tak lantas diam. Daniel dibawa ke klinik dan dibiarkan beristirahat karena diduga kelelahan.
Namun karena kondisinya semakin mengkhawatirkan, panitia memutuskan membawa Daniel ke RS Siloam untuk mendapat pertolongan medis. Kemudian dipindahkan ke RS Jakarta. Terkait alasan kepindahan Daniel, Erfan enggan menerangkan.
“Pada saat malam itu, memang dilihat Daniel kolaps, terjatuh, kemudian diberikan penanganan yang lagi-lagi cukup. Namun karena tak reda, kemudian dibawa ke RS Siloam. Kemudian dipindah ke RS Jakarta,” terang Erfan.
Tim Pencari Fakta pun menemui Kepala UGD RS Jakarta dokter Binsar yang menangani Daniel pasca kepindahannya dari Siloam. Berdasarkan keterangan Binsar, tegas Erfan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh Daniel.
Advertisement
Menanggapi kabar bahwa penyebab semakin anfalnya Daniel karena dehidrasi, Erfan pun mengatakan hasil pemeriksaan medis menunjukkan itu bukan faktor kematian yang signifikan.
Baca Juga
“Dokter menolak untuk menyampaikan karena butuh izin dari pihak keluarga. Kami berharap permasalahan ini menjadi pelajaran. Saya tegaskan, tidak ada kekerasan sama sekali,” tandas Erfan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal mengatakan, aparat yang mendatangi kediaman Daniel mendapat keterangan dari pihak keluarga bahwa Daniel memang mengidap penyakit. Namun Iqbal enggan menyebutkan jenis penyakitnya.
"Anggota kami dari Polres Jakarta Selatan sudah ke rumahnya dan memang dia ada sakit," ujar Iqbal, Rabu kemarin.
Daniel sebelumnya jatuh sakit saat mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bela Negara pada Sabtu 24 Oktober dan tewas pada Senin subuh 26 Oktober usai dirawat sehari di RS Jakarta. Ia kemudian dimakamkan Selasa siang 27 Oktober lalu. (Ron/Nda)