Sukses

Bungker Peredam Asap Harganya Murah dan Mudah Dibuat Warga

Sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh semua masyarakat.

Liputan6.com, Padang - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Lektor Kepala Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zeily Nurachman mencoba mencari solusi menangani asap dengan menciptakan Bungker Perlindungan Asap. Bungker tersebut dibuat secara sederhana.

"Bungker perlindungan asap kita sangat sederhana dengan konsep 4 M. Mudah, murah, mumpuni, dan mendidik," ujar Zeily Nurachman di Padang, Sumbar, Kamis (29/10/2015) pagi.

Zeily menjelaskan, konsep mudah dari alatnya yaitu sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh semua masyarakat. Alat yang dibutuhkan sangat mudah didapat serta mudah dirakit.

Sedangkan konsep murahnya, alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat bunker perlindungan bisa dibeli atau dibuat dengan harga yang terjangkau.

Memasang alat di akuarium untuk bungker perlindungan asap (Liputan6.com/ Muslim AR)

"Sejauh ini alat kita cukup mumpuni untuk meminimalisir zat dan partikel berbahaya dalam kabut asap, percobaan di Padang bisa menurunkan sepertiga konsentrasi aerosol PM10 yang ada di dalam ruangan. Sedangkan di luar konsentrasi aerosol PM10nya lebih tinggi," lanjut Zeily.

Zeily mengatakan, bungker perlindungan asapnya ikut mendidik para peserta didik. Dengan alat sederhana yang bisa dirakit dengan cara bermain sambil belajar. Karena, menurut Zeily alatnya mengadopsi konsep ekosistem alam.

"Waktu uji coba di Padang, anak-anak cukup senang dan mereka antusias. Dalam perakitan bunker dengan alatnya bisa dilakukan sembari bermain dan belajar," lanjut dia.
 
Memasang alat di akuarium untuk bungker perlindungan asap (Liputan6.com/ Muslim AR)

Zeily Nurachman menciptakan Bungker Perlindungan Asap. Sebuah alat yang diciptakan untuk diletakkan di kelas-kelas untuk mengurangi dampak buruk dari kabut asap.

Zeily yang melakukan uji coba perdananya pada SDN Percobaan, Jalan Ujung Gurun No 56, Kota Padang, Sumatra Barat pada Selasa 27 Oktober 2015 akhirnya berhasil mengurangi partikel berbahaya dalam udara. (Mvi/Mut)