Liputan6.com, Jakarta - Bom yang meledak di Mall @ Alam Sutera, Tangerang, Banten pada 28 Oktober 2015 ternyata berdaya ledak tinggi alias high explosive. Sebelumnya, ledakan bom yang menyebabkan 1 korban luka itu sempat disebut-sebut berdaya ledak rendah.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menjelaskan, tersangka pengebom menggunakan bahan peledak Triacetone Triperoxide (TATP). Kecepatan pembakaran dari bahan peledak tersebut sangat cepat, yakni 5 ribu meter per detik.
"Kalau kecepatan pembakarannya di atas 1.000 atau 3.000 itu berarti high explosive," jelas Tito di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/10/2015).
"Low atau high explosive itu diukur dari kecepatan (bahan peledak) yang membakar sehingga jadi gas."
Baca Juga
Dia pun membandingkan kasus ledakan di Mall Alam Sutera kemarin dengan peristiwa pengeboman di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada 17 Juli 2009. Bom bunuh diri pada 6 tahun lalu itu memakan korban 9 nyawa dan melukai 53 orang.
Meski memakan korban yang tak sedikit, Tito menjelaskan, bahan peledak yang digunakan dalam kasus Ritz Carlton merupakan berdaya ledak rendah alias low explosive.
Sementara, TATP yang digunakan di Mal Alam Sutera tersebut berdaya ledak kuat. Hanya saja, kuantitas yang dipergunakan sedikit.
"Kalau kejadian di Bali dan Ritz Carlton itu menggunakan black powder yang merupakan low explosive, tapi kuantitasnya besar. Kalau ini (bom di Mall Alam Sutera) high explosive, kuantitasnya kecil. Kecepatanya 5.300 meter per detik, masuk kategori high explosive," tandas Tito.
Bom meledak di toilet pria kantin karyawan yang berada di lantai LG Mall @ Alam Sutera, pada Rabu 28 Oktober 2015 sekitar pukul 11.55 WIB. Pada saat kejadian, para karyawan tengah menyantap makan siang.
Dalam kejadian ini, 1 orang terluka. Polisi kini telah menetapkan seorang warga Serang, Banten yang diduga pelaku telah menjadi tersangka atas kejadian tersebut. (Ndy/Mvi)
Advertisement