Liputan6.com, Jakarta - Polisi menyebut pengeboman Mall @ Alam Sutera unik. Sebab, teror ini tidak berlandaskan ideologi. Sang bomber, Leopard Wisnu Kumara merupakan lone wolf.
Kepala Polda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menjelaskan, Leopard tidak memiliki pemimpin dan kelompok yang mendorongnya untuk melakukan teror.
"Ada hal unik. Pelaku ini tidak terkait sama sekali dengan jaringan-jaringan teror yang dipetakan polisi. Pelaku tunggal, motif bukan ideologi," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Menurut dia, Leopard masuk dalam kategori nonleadership jihad atau lone wolf dalam dunia terorisme. Leopard melakukan teror tanpa pemimpin, tanpa belajar dari orang-orang tertentu. Teroris seperti ini, biasanya sulit diungkap.
"Ini dilakukan sendiri, lone wolf. Walaupun motifnya bukan ideologi atau jihad, tapi tata caranya mirip dengan lone wolf tadi. Tersangka belajar dari internet, mempelajari sendiri targetnya, dan melakukan sendiri perbuatannya," tutur Tito.
Baca Juga
Oleh karena itu, polisi tetap menjeratnya dengan Undang-Undang Antiterorisme dan kasusnya ditangani Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Terlebih, perbuatannya menimbulkan kegaduhan dan meneror banyak orang.
Sebelumnya, Leopard mengaku 3 kali melakukan teror di tempat yang sama. Bom pertama pada 6 Juli 2015 diletakkan di botol semprot pembasmi serangga. Bom itu diletakkan di Foodhall Alam Sutera, tetapi bom itu tidak meledak.
Bom kedua diletakkan di toilet pria mal di lantai dasar mal tersebut. Bom itu diketahui pukul 11.30 WIB, 9 Juli 2015. Bom tersebut meledak.
Terakhir, tersangka meletakkan bom di tempat sampah di toilet pria lantai LG Mall @ Alam Sutera, Rabu 28 Oktober 2015. Pada kasus terakhir ini, 1 karyawan mal terluka di bagian kaki. (Bob/Sun)*
Advertisement