Sukses

Musim kemarau, Air di Bendungan Menyusut

Hal ini dikawatirkan mengganggu ketersediaan air di sejumlah bendungan.

Liputan6.com, Malang - Musim kemarau panjang menyebabkan volume air yang mengalir ke bendungan di Malang, Jawa Timur, menurun. Hal ini dikhawatirkan mengganggu ketersediaan air di sejumlah bendungan.
 
Kepala Bagian Komunikasi dan Good Corporate Governance Perum Jasa Tirta I Malang, Didit Priambodo mengatakan, seharusnya sejak Oktober ini air yang masuk ke bendungan sudah lumayan tinggi, tapi faktanya justru menurun signifikan.
 
"Karena itu, agar elevasi air di bendungan tetap sesuai pola, outflow atau air yang ke luar dari bendungan harus diatur agar tidak terlalu besar guna menjamin ketersediaan air baku," kata Didit di Malang, Kamis (29/10/2015).
 
Berdasarkan data Perum Jasa Tirta I, pada 26 Oktober lalu debit air yang masuk atau inflow di Bendungan Selorejo sebanyak 5,5 meter kubik per detik. Padahal pola yang direncanakan adalah sebesar 7 meter kubik per detik.


Kendati demikian, elevasi air di bendungan mengalami surplus. Elevasi Bendungan Sutami dari pola 261,35 meter di atas permukaan laut (mdpl), air yang masuk sebanyak 261,96 mdpl atau surplus 0,61 mdpl. Elevasi Bendungan Selorejo dari pola 611,60 mdpl, air yang masuk 612,64 mdpl.
 
"Fungsi dari pengaturan alokasi air di bendungan itu di sini. Jadi outflownya kita atur, sehingga elevasi bendungan masih bisa terjaga sesuai pola. Secara elevasi sekarang malah surplus karena kita atur," ujar Didit.
 
Pengaturan air ke luar di bendungan ini berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Bahwa curah hujan tinggi diperkirakan baru akan terjadi di akhir tahun.

Sehingga jika tidak diatur, dikhawatirkan mempengaruhi ketersediaan air baku di bendungan untuk irigasi, perikanan, industri, dan PDAM selama kemarau.
 
"Karena itu dibutuhkan pengaturan terhadap penggunaan air di bendungan. Alokasi pola air ini harus disesuaikan agar fungsi bendungan sebagai cadangan air tetap terjaga," ucap Didit. (Nil/Sun)