Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana membuat kereta cepat Jakarta-Bandung. Rencana tersebut mendapat reaksi keras dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mega meminta menunda rencana tersebut, dan meminta pemerintah memikirkan pembuatan double track di Indonesia bagian timur.
Meski beda partai, Ridwan Bae dari partai Golkar mengaku mendukung usulan Megawati tersebut. Pria yang kini duduk di Komisi V DPR RI itu menilai kereta cepat tidak efektif.
"Persoalannya adalah ke Bandung-Jakarta, jika menggunakan mobil bisa 2 jam bahkan 1 jam 45 menit. Kita naik kereta cepat tidak terlalu maksimal, maka kita komisi V dari DPR RI mayoritas menolak. Saya pribadi dan banyak anggota dewan lain yang setuju kita berpikir bagaimana membangun infrastruktur di semua wilayah terutama di kawasan Indonesia timur," ujar Ridwan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis 29 Oktober 2015.
Dia pun menegaskan perlunya pengalihan dana untuk pembangunan double track di Indonesia timur lebih bermanfaat. Hal ini bukan karena rasa cemburu.
"Karena di Pulau Jawa sudah mulai padat, kawasan timur yang membutuhkan pembangunan itu," jelas dia.
Meski konsepnya bussiness to bussiness (B to B), tidak menjadi jaminan berarti di tengah keadaan ekonomi Indonesia yang belum maksimal.
"Saat tidak terjadi ketidakuntungan, pada akhirnya negara juga yang menutupi. Pada saat negara mengatakan pailit," pungkas Ridwan.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritik kebijakan pemerintah. Dia mempertanyakan usulan kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan dibangun.
"Soal kereta cepat itu, apa benar sudah menjadi kebutuhan rakyat? Apa sudah terakomodir rakyat di bagian timur," ujar Megawati. Dia meminta agar pemerintah bisa menunda proyek pembangunan kereta cepat yang mengandeng Tiongkok tersebut. (Ron/Nda)
Politikus Golkar Ini Setuju dengan Megawati soal Kereta Cepat
Ridwan Bae menegaskan perlunya pengalihan dana untuk pembangunan double track di Indonesia timur lebih bermanfaat.
Advertisement