Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom di Mall @ Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu 28 Oktober lalu menjadi perhatian publik. Apalagi pusat perbelanjaan tersebut sudah 2 kali mengalami kejadian serupa.
Polisi akhirnya meringkus pelaku yang sama dari beberapa ledakan bom ini, yakni Leopard Wisnu Kumala. Kepada polisi, pelaku mengaku belajar merakit bom melalui internet.
Polisi pun menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), untuk mencegah Leopard-Leopard lain bermunculan. Kemkominfo diminta menyaring konten-konten yang berpotensi disalahgunakan untuk kejahatan.
"Kita akan koordinasi dengan Kemkominfo agar regulasinya ditegakkan. Tidak semua informasi, khususnya tentang (cara membuat) bom bisa diakses," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal di kantornya, Jakarta, Jumat (30/10/2015).
Baca Juga
Kepolisian juga memaksimalkan pencegahan lain, dengan melakukan pengawasan ke toko-toko yang menjual bahan kimia. Bahan-bahan tersebut agar tidak diperjual belikan secara bebas kepada masyarakat.
"Juga meningkatan daya cegah masyarakat, seperti di mall, ruang publik, harus betul-betul ketat. Diperiksa betul apabila ada yang masuk. Kami juga akan mengevaluasi sistem pengamanan di public area supaya tidak terjadi lagi," tegas Iqbal.
Terkait kasus Leopard, Iqbal menambahkan, kepolisian belum menyangkakan tersangka dalam kejahatan cyber. Sementara, pelaku baru dikenai pasal Undang-undang Terorisme. "Pasal yang dipersangkakan akan kami lihat dulu," pungkas Iqbal.
Ledakan bom terjadi di kantin karyawan lantai LG Mall @ Alam Sutera, Tangerang, Banten pada Rabu 28 Oktober sekitar pukul 12.00 WIB. Bom meledak ketika karyawan sedang istirahat makan siang. Akibat ledakan itu, 1 karyawan terluka.
Menurut pengakuan Leopard, motif aksi terornya ini murni pemerasan, karena dia terlilit banyak utang. Dia belajar merakit bom berjuluk mother of satan ini melalui Youtube. Jenis bom ini sangat mudah dirakit namun sulit dideteksi, serta sangat mudah meledak. (Rmn/Mut)