Liputan6.com, Padang - Musim kemarau yang melanda sebagian daerah di Indonesia mengakibatkan kekeringan. Bahkan lebih jauh, kekeringan di Sumatera Barat mengakibatkan krisis listrik di daerah itu. Hal ini disebabkan susutnya debit air di semua PLTA yang ada di Sumatera Barat.
Akibat debit air yang menyusut itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumbar mengalami defisit daya listrik sebesar 30 megawatt dari kebutuhan beban sebesar 510 megawatt. Akibatnya, di Sumatera Barat setiap hari terjadi pemadaman listrik selama 3 jam.
Baca Juga
"Selain pemeliharaaan terhadap sejumlah pembangkit listrik, debit air yang berkurang akibat kemarau juga mempengaruhi PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)," ujar Deputi Manager Humas PT PLN (Persero) Wilayah Sumbar, Ridwan, Sabtu (31/10/2015).
Ridwan menjelaskan pemadaman ini bukan hanya di wilayah Sumbar saja. Pemadaman juga terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan.
Sebab, beban puncak yang mencapai 510 megawatt itu tidak mampu terpenuhi karena beberapa pembangkit masih dalam tahap perawatan. Bahkan di PLTA Agam, semua pembangkitnya mati total.
"Kita ini defisit lebih dari 30 megawatt (di Sumbar) dari beban puncak 510 megawatt, sehingga terjadi pemadaman bergilir di Sumbagtengsel (Sumatra bagian Tengah dan Selatan) durasinya 3 jam," ujar Ridwan.
Untuk itu, Ridwan berharap masyarakat bersabar dengan pemadaman bergilir ini. Menurut dia, PLN terus bekerja keras dalam menyelesaikan perawatan serta perbaikan pembangkit listrik secepatnya. (Nil)**