Liputan6.com, Jakarta - Jasa Marga memutuskan untuk menaikan tarif tol terhitung sejak 1 November 2015. Kenaikan tarif itu tentu membebani tarif angkutan umum yang menggunakan jalur tol.
Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, para pemilik angkutan umum seharusnya tidak perlu khawatir dengan kenaikan tarif tol. Asalkan mau bergabung dengan sistem transportasi Jakarta.
"Saya kira justru kenapa kita minta angkutan kami itu dibayar rupiah per kilometer supaya tiket bus itu kami yang kendalikan. Jadi kita PSO (public service obligation/subsidi)," kata Gubernur yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota, Jakarta, Senin (2/11/2015).
Sistem pembayaran rupiah per kilometer membuat pemilik angkutan umum tidak perlu memikirkan setoran setiap beroperasi. Dengan begitu, lanjut Ahok, tidak perlu khawatir kenaikan tarif tol seperti sekarang ini.
"Masyarakat juga tidak dirugikan, survei KHL juga tidak naik. Nah semakin banyak bus dari integrasi dengan TransJakarta maka semakin kita bisa mempermudah masyarakat naik bus yang murah dan nyaman. Itu kuncinya," jelas Ahok.
Harapannya, tutur Ahok, semua jenis angkutan yang beroperasi di Jakarta bisa terkelola dan terkordinasi dengan baik.
"Jadi kita ingin Kopami, Kopaja, semua bus lah yang ada di Jakarta ini enggak nyetor sama ngetem. Jadi rupiah per kilometer saja," tutup Ahok. (Dms/Mut)
Solusi Ahok untuk Kenaikan Tarif Tol Angkutan Umum
Gubernur Ahok bilang, para pemilik angkutan umum seharusnya tidak perlu khawatir dengan kenaikan tarif tol.
Advertisement