Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memperingatkan pengurus Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya agar tidak lagi memperjual-belikan lapak yang menimbulkan monopoli lapak di pasar.
Ahok meminta jika masih ada oknum PD Pasar Jaya yang melakukan praktik kecurangan itu untuk bertobat. Ahok menganalogikan saat ini adalah zaman mafia Italia, bukan zaman premanisme yang masih bermain dengan uang kecil dan kontan.
"Saya tidak mau lagi Bapak dan Ibu jual lapak, masih pakai uang-uang kecil. Makanya saya minta bertobat. Ini sudah bukan zaman preman, tapi zaman Itali, mafia. Kita ingin semua uang masuk retribusi ke kas daerah. Kita nggak mau lagi ngomong uang kontan, tapi semua non-tunai, " terang Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2015).
Ahok pun mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk membantu 100 ribu pedagang kaki lima yang akan diberdayakan Pemprov DKI. Ahok membesarkan hati para pengelola Pasar Jaya dengan mengatakan, posisi mereka lebih baik daripada konglomerat karena mereka punya kekuasaan untuk mengelola jantung ekonomi masyarakat. Tentunya mengelola dengan jujur dan taat aturan.
"Kita juga siapkan dana Rp 1 triliun, saya ulangi, triliun, bukan ratusan juta. Uang tersebut untuk membantu 100 ribu pedagang. Nanti kami bisa membaca melalui cash management system pedagang. Tenang saja, kita ini lebih hebat dari konglomerat, kita bukan hanya punya aset, uang, tapi kuasa," tandas Ahok.
Ahok tampak optimistis dan serius dalam mengembangkan PD Pasar Jaya menjadi roda ekonomi Ibu Kota. Sebelumnya, ia ingin menerapkan sistem smart city dengan konsep one stop living. Sehingga nantinya di lantai atas, dibangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bahkan tempat tinggal sekelas apartemen dan pusat perbelanjaan sekelas mal.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan, jika konsep one stop living tidak bisa diterapkan karena pasar kecil, maka bisa dibangun lahan parkir di atas pasar yang tidak membutuhkan ruang sebesar rusun dan apartemen.
Senada dengan Ahok, jajaran direksi PD Pasar Jaya merumuskan rencana jangka panjang dengan memadukan pasar dan rusunawa. Tujuannya sebagai solusi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk mendapatkan tempat tinggal dalam kondisi ruang Ibu Kota yang sudah terbatas untuk hunian.
Konsep ini juga diyakini menjadi solusi tepat untuk penataan kota. Tahun depan, akan ada 12 pasar yang akan dibangun sebagai contoh pasar dengan rusunawa terpadu. Antara lain Pasar Rumput, Pasar Grogol, Pasar Blok G Tanah Abang, Pasar Minggu, Pasar Serdang dan 7 pasar lainnya. (Ron/Ado)