Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak menampik, pihaknya wanprestasi dalam perjanjian dengan PT Godang Tua Jaya. Tapi, wanprestasi yang diduga dilakukan Pemprov DKI disebabkan perusahaan pengolah sampah di Bantar Gebang itu yang juga wanprestasi.
"Kamu (Godang Tua) kan wanprestasi. DKI wanprestasi benar. Gara-gara kamu, DKI wanprestasi. Ngolah sampah DKI menyerahkan pada Godang Tua Jaya," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Menurut Ahok, sebagai perusahan yang ditunjuk untuk mengolah sampah DKI, Godang Tua Jaya tidak bisa membangun infrastruktur seperti dalam perjanjian. Itu pula yang membuat sampah begitu menumpuk di Bantar Gebang.
"Kenapa DKI dibilang wanprestasi ngolah sampah di sana? Karena kontraktornya ini yang wanprestasi. Kalau gitu dari pada kita dimarahin orang bukan kita yang megang, kita kerjain sendiri saja," lanjut dia.
Baca Juga
Peristiwa ini, kata Ahok, mirip dengan penanganan sungai di Jakarta. Saat pertama kali masuk bersama Joko Widodo, kondisi sungai di Ibukota sangat kotor meski sudah dibantu pihak swasta.
"Sekarang lihat sungai-sungai lebih bersih. Jadi patokan kita sederhana saja kalau ada swasta bisa lakukan (pekerjaan) dengan baik, ya kita ngapain pusing? Ngapain kita mau ambil, karena kamu wanprestasi. Kalau dibilang DKI wanprestasi benar, karena si swasta yang ditunjuk wanprestasi. Ya kalau begitu mendingan saya ambil alih dong," jelas dia.
Mantan Bupati Belitung Timur itu merasa memiliki hak penuh atas kepemilikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Jadi, bila sewaktu-waktu DKI ingin mengolah sendiri pun seharusnya tidak menjadi masalah, karena lahan milik DKI.
"Jadi kalau nanti saya ambil alih, Bekasi mau marahin saya, mau apa? Ya saya akan hadapin. Tapi jelas saya yang kerja. Kalau ini kan enggak, duit dia (PT GTJ) yang dapat, terus Bekasi juga enggak dapet, cuma masyarakat Bekasi, tanda kutip, yang dapat. Kalau mau total masyarakat Bekasi yang dapet uangnya, masuk APBD Bekasi dong," tutup Ahok. (Rmn/Mut)