Liputan6.com, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem saat musim pencaroba akhir tahun ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut, dampak potensi terjadinya cuaca ekstrem saat musim pencaroba seperti angin kencang, hujan deras namun sesaat, petir, pohon tumbang dan longsor.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY Danang Samsu mengatakan, dampak potensi musim pencaroba dan musim hujan adalah bencana longsor di Yogyakarta. Dari data BPBD DIY, ada sekitar 16 kecamatan yang termasuk kawasan rawan longsor di Yogyakarta. 16 Kecamatan ini tersebar di kabupaten Sleman, Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul.
"Ada 16 kecamatan di DIY kita sudah punya petanya. Kita dapat data juga dari PVMBG daerah yang potensi tingginya longsor, lalu kita sampaikan ke pemangku setempat dan kita cek ke sana. Dengan semangat desa tangguh kita cek rawan longsor," ujar Danang di Yogyakarta, Rabu (3 November 2015).
Adapun di Sleman, daerah rawan longsor hanya satu di Prambanan saja. Sedangkan di Gunungkidul, Kulonprogo dan Bantul, ada daerah perbukitan yang rawan longsor.
Guna mengantisipasi bencana longsor, Danang mengatakan, pihaknya tahun ini sudah memasang 300 alat Early Warning System (EWS) longsor berbasis masyarakat. Alat tersebut dipasang di tempat yang berpotensi terjadinya longsor. Pihaknya juga sudah mengecek alat alat itu.
Namun Danang mengakui, jumlah 300 alat EWS itu masih kurang. "Masih kurang. Ada dinding bukit yang akan bergerak itu sepotong-potong. Jadi banyak kritiknya. Yang dipasang ini murni karena ada gerakan tanah," ujar dia.
Danang menyebut, karakteristik potensi bencana longsor di DIY berbeda dengan di daerah lain seperti di Banjarnegara. Menurut dia, di DIY potensi bencana longsor hanya berdampak pada satu atau dua rumah saja. Sementara di Daerah lain bisa berdampak pada puluhan rumah.
Karena itu, pihaknya sedang berusaha membujuk warga yang tinggal di daerah yang rawan longsor untuk pindah ke lokasi yang aman.
"Kita sudah mulai relokasi warga. Kita sudah mulai di Gunungkidul ada 13 Kepala Keluarga. Bantul sudah mulai. Tak bisa target ya. Harapannya bisa tinggal di tempat aman. Memindahkan dari tempat asalnya itu juga sulit, karena menyangkut sejarah dia ada di kawasan tersebut. Khawatir pencaharian berkurang dan macem-macem," papar Danang. (Sun/Ans)
Antisipasi Bencana Longsor, BPBD Yogyakarta Mulai Relokasi Warga
Mengantisipasi bencana longsor, BPBD Yogyakarta tahun ini sudah memasang 300 alat Early Warning System (EWS) longsor berbasis masyarakat.
Advertisement