Sukses

Warga Bukit Mas Bintaro: Tak Ada Permintaan Rp 200 Juta ke Denni

Menurut warga, rumah Denni Akung berada di luar kompleks dan seharusnya menghadap ke Jalan Mawar.

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok warga yang mengatasnamakam diri sebagai Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM) menyesalkan adanya kabar yang menyebut pihaknya meminta uang ‎Rp 200 juta dari Denni Krisna Putera alias Denny Akung. Dana sebesar itu diduga sebagai kompensasi persoalan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) di Kompleks Bukit Mas, Bintaro, Jakarta Selatan.

"Tidak ada itu permintaan uang. Memang pemilik rumah sebelumnya yang bernama Heru ingin memberikan uang kompensasi," kata perwakilan warga, Rena Suryana di Perumahan Bukit Mas, Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (5/11/2015).

Menurut Rena, selama ini pihaknya sering diopinikan meminta sejumlah uang dengan jumlah yang cukup besar. Uang tersebut digunakan untuk perbaikan berbagai fasilitas umum seperti trotoar dan penghijauan di sekitar kompleks. Namun pembicaraan dana kompensasi sama sekali bukan inisiatif warga.

Baca Juga

"Hasil mediasi antara lurah dan sejumlah warga, malah seolah-seolah dipelintir warga ingin dibayar Rp 200 juta. Kita enggak minta apa-apa. Kalau damai itu ya kembalikan fasos dan fasum seperti fungsinya," kata Rena.

2 dari 2 halaman

Konflik Segelintir Warga

Ditemui di tempat terpisah, Denni mengaku tidak tahu menahu soal dana Rp 200 juta itu. Sebab, dia membeli rumah dari Heru tanpa mengetahui akar persoalan di kompleks tersebut.

"Ada cerita bahwa ada segelintir warga mempermasalahkan legalitas. Aku diajak ketemu sama Heru pas bulan puasa. Dialog sama sejumlah warga, termasuk yang mempermasalahkan legalitas rumah itu," tutur Denni.

Denni kemudian menanyakan akar persoalan kepada Rena Suryana. Namun Rena justru menyuruhnya bertanya langsung kepada Heru selaku pemilik rumah yang pertama.

"Saya kan memang suka berbaur, ngobrol, saya tanya sama Pak Rena. Tapi dia malah bilang, silakan tanya langsung ke Heru," ucap Denni.

‎"Kemudian kata Heru ada biaya kompensasi atas fasos fasum. Tapi saya enggak tahu jumlahnya berapa," pungkas Denni.

Kabar konflik di Kompleks Bukit Mas, Bintaro ini mencuat saat foto sebuah rumah ditutup dengan pagar oleh warga beredar di media sosial, Minggu 1 November 2015. Rumah milik Denni Akung itu dianggap menyalahi aturan.

Menurut warga, rumah Denni Akung berada di luar kompleks dan seharusnya menghadap ke Jalan Mawar. Namun ternyata, rumah tersebut menghadap ke Jalan Cakranegara yang berada di dalam kompleks. Sehingga rumah berlantai 2 itu seolah-olah menjadi bagian dari kompleks Bukit Mas, Bintaro. (Mvi/Mut)