Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang mengingatkan, pemerintah Indonesia harus mengutamakan kebutuhan pasar dalam negeri terlebih dahulu. Bila sudah terpenuhi semua baru dilempar ke pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kita harus penuhi dulu kebutuhan pasar di dalam negeri dengan barang produksi sendiri. Bila pasar dalam negeri sudah terpenuhi, barulah saya setuju untuk melempar ke pasar ASEAN bahkan pasar dunia," Oesman dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis 5 November 2015.
Dia mengatakan, pentingnya untuk mengawal MEA atau Pasar Bebas ASEAN yang sebentar lagi berlaku dengan rasa kebangsaan.
"Rasa kebangsaan saat ini sudah mulai menyusut. Orang lupa dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," kata
Oesman mengatakan, rasa kebangsaan itu sangat perlu dimiliki. Walaupun tidak yakin rasa kebangsaan itu muncul ketika MEA diberlakukan. "Apakah setelah MEA berlaku, masyarakat lantas memiliki rasa kebangsaan? Belum tentu," ujar dia.
Oesman mengatakan, jangan mengecilkan Indonesia dalam kancah MEA. Sebab, Indonesia adalah negara berpenduduk besar di antara negara-negara ASEAN lainnya.
"Berapa penduduk negara-negara lain di ASEAN? Paling banyak 20 juta jiwa. Berapa penduduk Indonesia? Sebanyak 250 juta. Kita tidak perlu memikirkan masyarakat ASEAN, karena penduduk kita paling besar," ucap Oesman. (Mvi/Ans)