Sukses

Gubernur Jatim: Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di Surabaya

Gubernur Jatim menyatakan rencana Jokowi menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Pahlawan sebagai keputusan tepat.

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo memastikan Presiden Joko Widodo akan menjadi inspektur upacara bendera pada peringatan Hari Pahlawan di Surabaya pada 10 November 2015.

Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini menjelaskan bahwa upacara akan berlangsung di Tugu Pahlawan. Tempat ini terjadi peristiwa perjuangan 10 November 1945 hingga didirikan tugu untuk mengenang para pahlawan.

"Bersedianya orang nomor satu di republik ini menjadi inspektur upacara di Tugu Pahlawan merupakan keputusan tepat dan sudah lama ditunggu masyarakat Jatim, khususnya Surabaya," tutur Pakde Karwo di kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Jumat (6/11/2015).

"Dan ini merupakan kali pertama seorang presiden memimpin upacara di Surabaya. Syukurlah tahun ini disetujui pemerintah pusat dan kami sangat mengapresiasinya," imbuh Pakde Karwo.

Baca Juga

Pakde Karwo menambahkan, upacara bendera dijadwalkan berlangsung tepat pukul 08.00 WIB. Selain Jokowi, dijadwalkan turut hadir Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa beserta sejumlah menteri lain yang tergabung dalam Kabinet Kerja.

"Di sela upacara, Presiden Joko Widodo dan istrinya, Iriana Joko Widodo dijadwalkan memberikan tali asih berupa bingkisan kepada perintis kemerdekaan, yakni 102 orang perintis dan 100 orang veteran," tandas dia.

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Hartoyik menilai kehadiran Presiden Jokowi dalam acara itu sudah sangat tepat.

"Surabaya itu tempat pertempuran 10 November 1945 sampai dijuluki 'Kota Pahlawan'. Kami kira sudah sepantasnya upacara dipimpin pemimpin negeri ini," ujar Hartoyik.

Pria yang menjadi saksi peristiwa 10 November itu menegaskan bahwa sejak 70 tahun peringatan Hari Pahlawan, upacara untuk memperingatinya belum pernah digelar dan dipusatkan di lokasi aslinya, yakni Tugu Pahlawan. Sehingga tidak sedikit pihak menyayangkannya.

"Meski di Surabaya juga dilaksanakan upacara, tapi belum dipusatkan di sini. Upacara yang dipimpin presiden selalu di Ibukota negara, padahal peristiwanya di kota ini," pungkas Hartoyik. (Ali/Ron)