Liputan6.com, Balikpapan - Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan pembukaan Musyawarah Nasional IV Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam kesempatan itu, JK menekankan pentingnya sosialisasi Islam rahmatan lil alamin.
"Kita ingin ciptakan Islam rahmatan lil alamin. Islam Indonesia seperti yang saya katakan tadi, moderat, toleran, saling hargai dan dukung satu dengan yang lain. Islam itu yang perlu diperjuangkan oleh Hidayatullah dan ormas lain. Islam tanpa kekerasan dan damai satu dengan yang lain," kata JK, Sabtu (7/11/2015).
JK juga menyinggung soal radikalisme yang sempat jadi sorotan beberapa waktu lalu. Menurut dia, paham radikal mudah tersebar bila pemerintah dan rakyat tak bisa bersatu. Hidayatullah sebagai ormas Islam harus menjadi perekat antara keduanya dan menciptakan persatuan.
Advertisement
Baca Juga
"Di dunia Islam dewasa ini, kalau kita lihat radikalisme Al-Qaeda dan ISISÂ selalu timbul di negara yang rusak ekonomi dan pemerintahannya. Lihat Afghanistan, diserang dari luar karena lemah pemerintahannya. Irak juga sama karena berperang dengan Iran," terang Ketua Dewan Masjid Indonesia itu.
JK juga menyaksikan penyerahan simbolis Beasiswa Kalimantan Timur Cemerlang kepada 250 santri yang diserahkan oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.
Makmurkan Rakyat
Selain itu, JK juga menuturkan pentingnya Pemerintah Provinsi Kali‎mantan Timur untuk menyejahterakan rakyat. Jangan sampai masyarakat harus merana padahal tinggal di daerah yang sumber daya alamnya melimpah.
"Bagaimana kekayaan Kaltim harus kembali untuk kemakmuran rakyat. Jangan batu bara diekspor, tapi uangnya disimpan Singapura, yang kaya mereka," ujar dia.
"Kita pengalaman kayu dihabisi dan sisa banjirnya. Kita hanya dapat 5 dolar, tapi habis. Hutan tak dijaga, asap jadinya," tambah JK.
Memakmurkan rakyat, lanjut mantan Ketua Umum Golkar ini, juga merupakan perintah Allah SWT. Bagi pemerintah yang menjalankannya, maka akan diberkati pula.
"Banyak negara kaya tapi tak adil, sehingga Allah tak memberikan magfirah (ampunan). Bukan sejahterakan rakyat, tapi malah beli roket," tegas JK.
‎Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan, di tengah kelesuan ekonomi yang terjadi, provinsi yang dikenal sebagai salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia ini masih memiliki rasio daya saing yang cukup tinggi. Berdasarkan survei yang dilaksanakan Asia Competitives Institute, Kalimantan Timur berada di urutan ke-3 setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
"‎Untuk Happiness indeks, Kaltim berada di peringkat ke-2 setelah Jakarta," tandas Awang. (Ali/Sun)