Liputan6.com, Mataram - Penutupan operasional Bandar Udara Internasional Lombok di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat berlanjut hingga Selasa 10 November 2015. Menurut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Pujiono menjelaskan, abu vulkanik dari Gunung Barujari atau Anak Gunung Rinjani masih menyelimuti areal lapangan terbang.
"Masih ditutup sampai Selasa, setelah sebelumnya juga ditutup empat hari karena alasan keamanan akibat adanya debu vulkanik Gunung Barujari," ucap Pujiono di Mataram, seperti dilansir Antara, Senin (9/11/2015).
Baca Juga
Penutupan bandara ini membuat aktivitas penerbangan dari seluruh maskapai harus dibatalkan. Garuda Indonesia bahkan telah menyampaikan pengumuman untuk tidak mengunjungi Lombok untuk sementara waktu dengan alasan debu vulkanik Gunung Barujari.
"Keinginan kami sebetulnya membuka (bandara) karena fakta di lapangan tidak ada debu. Tetapi dengan pertimbangan dan masukan yang ada dan pantauan citra satelit kondisinya masih sangat rawan bagi aktivitas penerbangan pesawat," jelas Pujiono.
Penutupan bandara juga dipengaruhi arah angin yang masih belum mendukung akibat abu vulkanik Gunung Barujari. "Jadi arah angin atau musim ini juga menentukan," ujar Pujiono.
Akibat penutupan ini, puluhan ribu penumpang dari dan menuju Lombok tidak terangkut yang pada sehari saja ada 4.000 penumpang yang tidak jadi berangkat atau datang. Sementara itu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali kembali dibuka pada Senin pagi tadi setelah sempat ditutup kemarin malam karena debu vulkanik Gunung Barujari mengarah ke lalu lintas penerbangan.
"Bandara sudah beroperasi kembali pukul 06.45 Wita karena dari data BMKG, abu Barujari menjauhi Bali," beber Co-General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita di Kuta, Kabupaten Badung. (Ans/Mut)
Advertisement