Liputan6.com, Jakarta - Bayi-bayi orangutan yang disita Polda Riau dari sindikat perdagangan satwa liar kini dalam kondisi lemah. Mereka diduga mengalami stres dan diare.
"Dua bayi orangutan dalam kondisi lemah, satu ada stres sehingga terus berteriak-teriak dan satu lagi mengalami diare," kata dokter hewan Hafidh Nur Ubay yang dipercaya Polda Riau untuk memeriksa kondisi bayi orangutan, Senin (9/11/2015).
"Sedangkan yang satu lagi terlihat sehat dan sangat aktif bergerak," imbuh dia seperti dikutip dari Antara News.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau menangkap anggota sindikat perdagangan satwa dilindungi pada Sabtu 7 November 2015 dan menyita 3 bayi orangutan yang akan diperdagangkan. Primata ini adalah orangutan dari spesies Pongo abelii yang berhabitat di hutan Aceh.
Baca Juga
Hafidh menjelaskan, karena Polda Riau tidak memiliki dokter hewan dan fasilitas penunjang, maka untuk sementara ketiga bayi orangutan itu dititipkan di sebuah klinik dokter hewan di Pekanbaru, Riaun. Di klinik ini, bayi orangutan diperiksa dan dirawat oleh 2 dokter hewan.
Menurut dia, bayi orangutan itu stres dan sakit karena beberapa sebab. Pertama, akibat dipisahkan dari induknya karena mereka masih berumur 6-12 bulan.
Ke 2, karena mabuk darat setelah menempuh perjalanan sangat jauh dari habitatnya di Aceh hingga Pekanbaru. Tiap bayi primata itu ditempatkan di dua keranjang buah plastik berukuran 60x40 sentimeter oleh pelaku.
"Selain itu, mereka juga bisa terbentur-bentur di sepanjang perjalanan. Apalagi kandangnya sangat sempit karena dibuat dari keranjang buah plastik," tandas Hafidh. (Ndy/Mut)