Liputan6.com, Yogyakarta - Seratusan anak-anak dari Yogyakarta mempunyai cara sendiri merayakan Hari Pahlawan. Pada hari ini, mereka berkunjung ke Museum Memorial Jenderal Besar Soeharto di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Guru Satuan PAUD Sejenis (SPS) Bina Pelita Bunda Tiga Mulya Sidomulyo, Godean, Sleman, Sri Hayati mengatakan ada 160 muridnya berkunjung ke museum dengan satu ketentuan. Mereka harus mengenakan pakaian adat, profesi dan muslim saat berkunjung ke Museum Soeharto.
"Profesi adat dan muslim. Tujuan mengenalkan sedini mungkin untuk mengetahui Bapak Soeharto, Presiden kedua. Pakaian adat untuk mengenalkan budaya," ujar Sri Hayati di museum, Bantul, Selasa (10/11/2015).
Pemandu museum Mariyanti mengatakan setiap harinya 500-1.000 orang yang mengunjungi tempat tersebut. Mayoritas pengunjung merupakan pelajar, walaupun ada juga lansia.
Museum yang beralamat di Kemusuk Argomulyo Sedayu Bantul ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-16.30 WIB.
"Kalau pas Kartini kemarin sampai 7 ribu per hari. Kalau hari biasa setiap hari ya 500 ada. Kalau Sabtu Minggu itu 1.000," ujar Mariyanti.
Baca Juga
Sementara itu, Aryo Winoto salah satu keponakan Soeharto menyebut Presiden ke-2 RI ini adalah sosok pahlawan bagi bangsa. Selama mengabdi kepada bangsa, Soeharto selalu ikhlas menjalaninya.
Terkait usulan gelar pahlawan nasional, dia menyerahkan ke pemerintah dan masyarakat. "Bagi kami keluarga besar Pak Harto di Kemusuk, Sedayu, Bantul, sosok Pak Harto sudah menjadi pahlawan," kata dia.
"Biarkan rakyat yang menilai layak atau tidak," tandas Aryo. (Mvi/Yus)