Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok rupanya masih menemukan adanya sentimen-sentimen dalam menentukan pegawai. Bahkan, penempatan subjektif itu mengganggu kerja pelayanan.
"Saya baru ancam Wali Kota, kalau Aspem (asisten pemerintahan) Anda yang satu itu terus mengganggu lurah, dia yang saya pecat," ujar Ahok saat sambutan pengangkatan pegawai honorer di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (11/11/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu mendapat laporan ada Aspem yang sengaja menempatkan pegawai malas di kelurahan tertentu. Padahal, sang lurah tidak menginginkan pegawai itu. Hal itu menyebabkan pelayanan di daerah menurun.
Baca Juga
"Lurah minta si A jadi pegawainya, dia kirim yang malas dari daerah lain, jadi (Wali Kota) tidak boleh mengganggu, lurah yang menentukan," kata Ahok.
Ahok menegaskan, pengaturan pegawai di Jakarta diibaratkan klub sepak bola. Bila pemain sudah baik, tapi hasilnya buruk, berarti ada yang salah dengan pelatih.
"Kan prinsip kita seperti main bola. Kalau seluruh pemain yang diatur tidak menang berarti pelatih yang harus diganti. Tapi kalau pelatih enggak bisa menentukan pemain, tapi malah diatur pelatih yang lain, bisa menang enggak kira-kira? Enggak mungkin menang. Kalah menang pelatih yang menentukan," ujar Ahok. (Nil/Mut)*