Liputan6.com, Buru: Sejak pemilihan bupati dua bulan silam, hingga saat ini, Kantor DPRD Kabupaten Buru, Maluku, nyaris tak berpenghuni dan kerap terkunci. Betapa tidak, hampir setiap hari kantor Dewan hanya diisi beberapa karyawan, sementara anggota DPRD jarang menampakkan batang hidungnya. Keengganan anggota Dewan masuk kantor, diduga terkait konflik dengan calon bupati. Seperti diketahui, hingga kini, bupati terpilih Husni Hentihu dan Bakri Lumbesi. Pasalnya, proses pemilihan yang berlangsung 6 September silam, dinilai tidak sesuai mekanisme.
Berdasarkan pemantauan SCTV, akibat ketidakhadiran mereka, di kantor Wakil Rakyat ini hanya terlihat beberapa pegawai yang sibuk mengatur sejumlah surat masuk dari masyarakat. Sayangnya, surat-surat masuk itu tidak bisa dibahas dewan, mengingat belum ada satupun anggota yang masuk kantor. Menurut seorang pegawai, para anggota Dewan banyak yang pulang kampung maupun ke luar kota tanpa tujuan jelas, seperti ke Ambon dan Pulau Jawa, tanpa tujuan jelas.
Sementara itu, pelaksana tugas Bupati Buru Rusdi Sangadji enggan mengomentari ketidakhadiran anggota Dewan maupun mekanisme pemilihan bupati tersebut. Kendati begitu, Rusdi menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan maupun Departemen Dalam Negeri untuk menuntaskan.(ANS/Sahlan Heluth)
Berdasarkan pemantauan SCTV, akibat ketidakhadiran mereka, di kantor Wakil Rakyat ini hanya terlihat beberapa pegawai yang sibuk mengatur sejumlah surat masuk dari masyarakat. Sayangnya, surat-surat masuk itu tidak bisa dibahas dewan, mengingat belum ada satupun anggota yang masuk kantor. Menurut seorang pegawai, para anggota Dewan banyak yang pulang kampung maupun ke luar kota tanpa tujuan jelas, seperti ke Ambon dan Pulau Jawa, tanpa tujuan jelas.
Sementara itu, pelaksana tugas Bupati Buru Rusdi Sangadji enggan mengomentari ketidakhadiran anggota Dewan maupun mekanisme pemilihan bupati tersebut. Kendati begitu, Rusdi menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan maupun Departemen Dalam Negeri untuk menuntaskan.(ANS/Sahlan Heluth)