Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan ibadah haji 2015 sudah usai. Kloter terakhir jemaah haji Indonesia telah meninggalkan Arab Saudi akhir Oktober lalu.
Meski demikian, masih ada panitia dan jemaah haji Indonesia yang tertinggal di Arab Saudi. Para jemaah yang tertinggal adalah mereka yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit Saudi.
Staf 2 Teknis Urusan Haji KJRI Jeddah Arsyad Hidayat menjelaskan, jemaah haji yang masih dirawat sampai Selasa (11 November 2015) berjumlah 16 orang.
"Rinciannya 8 orang dirawat di rumah sakit Mekah, 1 orang di Madinah, dan 7 orang di Jeddah," terang Arsyad seperti dikutip dari Kemenag. go.id, Kamis (12/11/2015).
Menurut Arsyad, jemaah sakit tersebut akan dipulangkan ke Tanah Air jika sudah mendapat surat keterangan dari pihak rumah sakit.
"Bila ada jemaah sakit pasca haji dapat dipulangkan jika telah mendapatkan medical clearance atau MEDIF (Medical Information Form) dari dokter, untuk dapat terbang dan tidak membawa penyakit menular," ujar Arsyad.
Menurut Arsyad yang juga berperan sebagai Kepala Daker Mekah pada penyelenggaraan haji 1436H ini, proses reservasi stretcher case passenger (teknis pemulangan jemaah sakit) membutuhkan waktu.
Sebab, proses tersebut memerlukan persiapan-persiapan, baik penyiapan seat yang banyak, misalnya 6 seat untuk kasus jemaah baring dan 2 seat untuk jemaah duduk, ataupun alat-alat kesehatan seperti oksigen dan lainnya.
"Untuk pemulangan jemaah sakit pasca haji, harus didampingi pendamping. Ketentuannya, 2 orang untuk pasien baring dan 1 orang untuk pasien duduk. Semua hal terkait persiapan dan pembiayaan menjadi tanggungan Teknis Haji KJRI Jeddah," kata Arsyad.
"Selama perawatan, jemaah sakit pasca haji tidak dikenakan biaya sedikitpun," tambah dia.
Arsyad mengungkapkan, sebelum keberangkatan, pihak Teknis Haji akan mengirim surat ke Kementerian Agama di Jakarta untuk persiapan penjemputan, termasuk pertolongan medis jika diperlukan. (Sun/Mut)