Sukses

5 Fakta Terbaru Tewasnya Mahasiswi UNJ di Cianjur

Setelah empat hari kejadian, terungkap 5 fakta teranyar atas tewasnya mahasiswi UNJ, Delea. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan tragis menimpa Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Delea Nur Alvita di Cianjur, Jawa Barat. Ia tewas setelah kendaraannya diduga menghantam pohon mahoni dan kemudian menabrak tembok gapura pada Sabtu 7 November 2015 malam.

Saat itu, Delea berniat mengunjungi rumah pacarnya di Bandung hanya untuk memberikan kejutan bahwa dia sudah bisa membawa motor sendiri. Nahas, ia ditemukan tewas pada Minggu, 8 November 2015 dini hari.

Kematian Delea pun menimbulkan tanda tanya. Pihak keluarga meminta polisi mengusut tuntas lantaran kematian wanita berhijab itu ditengarai bukan murni kecelakaan.

Setelah empat hari kejadian, terungkap 5 fakta teranyar atas tewasnya Delea. Apa saja? Berikut ini ulasannya:

1. Tak Ada Kejanggalan

Kanit Laka Lantas Polres Cianjur Iptu Tenda Sukendar mengatakan, tidak ada yang janggal atas kematian mahasiswi UNJ, Delea Nur Alvita (20). Tewasnya mahasiswi UNJ itu murni akibat kecelakaan tunggal. Hal itu berdasarkan keterangan saksi mata bernama Uci Sanusi yang berada di lokasi saat kejadian.

"Itu murni kecelakaan tunggal. Setelah ia menabrak pohon mahoni kemudian menghantam gapura. Ada saksi mata di lokasi," ujar Tenda saat dihubungi Liputan6.com‎ dari Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Banyak orang percaya bahwa kematian Delea bukan karena murni kecelakaan tunggal di Jalan Raya Bandung, Cianjur, Jawa Barat, Minggu 8 November dinihari. Namun anggapan itu ditepis.

"Tidak ada kejanggalan. Dari hasil olah TKP kami, memang ditemukan bukti-bukti yang mengarah pada peristiwa kecelakaan tunggal. Penyebabnya diduga panik, apalagi korban belum mahir bawa motor," ujar dia.

2 dari 3 halaman

Dibonceng Pria

2. Delea Dibonceng Pria

Sebelum mengalami kecelakaan di Cianjur, Delea dikabarkan sedang di kolam renang bersama seorang pria pada Sabtu 7 November 2015 malam. Hal itu diakui resepsionis dan supervisor kolam renang Arcici Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Dia itu tamu kolam kita terakhir waktu Sabtu malam. Dia mau ambil helmnya. Memang sama lelaki. Bahkan saya sempat melihat Delea diboncengi lelaki itu," ujar Supervisor Kolam Renang Arcici, Ristanto (52) kepada Liputan6.com, Rabu 11 November 201.

Namun, Ristanto mengaku tidak melihat wajah pria tersebut. Dia juga tidak mengetahui identitasnya.

"Saya enggak tahu. Kan mau tutup, selain gelap, saya enggak ngeh," ujar alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

3. Baru Bisa Naik Motor

Febrian, rekan satu kosan dan satu kampus Delea mengungkapkan bahwa sahabatnya tersebut tidak mahir mengendarai motor. Dia pun mengaku heran dengan aksi nekatnya itu.

"Motor itu kalau enggak salah datang Rabu atau Kamis. Sehari motor itu datang, baru bisa naik motor. Belum punya Surat Izin Mengemudi (SIM) motor juga. Saya enggak tahu, kenapa dia berani. Itu yang kami ingin tahu alasannya. Kenapa dia harus ke Bandung," ujar Febrian saat ditemui Liputan6.com di Jakarta, Rabu 11 November 2015.

Bukan hanya itu, Febrian juga mengungkapkan bahwa dia bersama teman-teman satu kosannya sempat menjajal motor Delea dan membantu mengajari Delea mengendarainya.

"Kita nyobain motornya. Kita yang ngajarin dia juga di kompleks perumahan. Masih susah almarhumah mengendarai motornya. Yang ngajarin bukan saya, tapi Rere," tutur dia.

3 dari 3 halaman

Pinter dan Nekat

4. Pinter dan Nekat

Kematian Delea meninggalkan kesedihan bagi Risa, sahabat satu kosannya. Ada kenangan tersendiri saat bersama almarhumah.

Risa menuturkan, Delea merupakan sosok pemberani. Bahkan di tengah kesupelannya ia cenderung berbuat nekat.

"Si Delea itu anaknya pinter, baik banget. Cuma itu nekatan, berani juga, bahkan mauan," ujar Risa saat ditemui Liputan6.com di kosan Delia, di Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu 11 November 2015.

5. Kata Terakhir Delea

Seorang sahabat Delea, Febrian (21) menuturkan, sohibnya sempat pulang ke kosan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk menukar barang bawaannya.

"Pagi itu dia ke Kelapa Gading, mengajar berenang. Terus dia balik ke kosan tidur, terus balik lagi ngajar berenang. Dia sempat anterin saya ke kampus. Katanya dia mau pergi ke bengkel. Nah itu malam, dia kayaknya sempat balik soalnya tas renangnya berada di kosan. Tapi enggak ada yang tahu, namanya weekend pada banyak pulang di sini," cerita Febrian saat ditemui Liputan6.com, Rabu 11 November 2015.

Saat hilangnya Delea, Febrian pulang ke kediaman orangtuanya di Sentul, Kabupaten Bogor. Dia sempat mengirimkan pesan singkat kepada Dele sekitar pukul 23.00 WIB.

"Waktu di tol, saya Line Delea pukul 23.00 WIB. Terus dibalas, dia jawab lagi enggak di kosan. Itu kata terakhirnya. Soalnya enggak dibales lagi cuma di read aja (dibaca)," ujar Febrian. (Ali/Sun)

Video Terkini