Liputan6.com, Jakarta - Meninggalnya dr Dionisius Giri Samudra atau dikenal sebagai dokter Andra akibat penyakit campak saat bertugas di Kota Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, memicu rasa solidaritas para pekerja medis di Bengkulu.
Ratusan perawat, bidan dan para dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus, Bengkulu selama 3 hari, mengenakan pita hitam di lengan sebelah kanan.
Pita hitam sebagai simbol berkabung itu akan digunakan saat menjalankan tugas melayani pasien yang dirawat jalan di rumah sakit maupun yang melakukan pengobatan di luar rumah sakit.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD M Yunus, Zulki Maulub mengatakan, tidak hanya memasang pita hitam di lengan kanan, para petugas medis juga menggelar doa bersama supaya almarhum dr Andra bisa dilapangkan kuburnya, diampuni dosanya dan diterima disisi Yang Maha Kuasa.
"Ini adalah aksi solidaritas spontan yang bisa kami lakukan dan sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan dan dedikasi para medis yang bertugas di pelosok negeri ini," ujar Zulki di Bengkulu, Jumat 13 November 2015.
Bidan Fenti Hariyandari yang bertugas di bangsal perawatan Mawar, RSUD M Yunus juga menyatakan rasa duka yang mendalam dengan meninggalnya dr Andra yang pengabdianya sangat menginspirasi rekan pekerja medis lainnya.
"Setidaknya ada sesuatu yang bisa diberikan pemerintah sebagai bentuk penghargaan terhadap dedikasi dr Andra yang sangat menginspirasi," tegas Fenti. (Dms/Ado)
Pekerja Medis Bengkulu Gelar Aksi Solidaritas untuk Dokter Andra
Pita hitam sebagai simbol berkabung itu akan digunakan semua pekerja medis untuk solidaritas terhadap meninggal dr Andra.
Advertisement