Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengutuk tragedi penembakan dan pengeboman di Paris, Prancis yang menewaskan lebih dari 150 orang.
"Seperti yang dikatakan presiden, Indonesia terkejut dan tentu mengutuk semua aksi seperti itu. Kita kan sudah mengalami bagaimana akibat dari pada teror seperti itu," kata Jusuf Kalla di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (14/11/2015).
Bantuan moril pun akan diberikan untuk Prancis, terutama pihak-pihak yang menjadi korban‎. Sampai saat ini, JK belum mendapat laporan terkait WNI yang menjadi korban atas peristiwa tersebut.
Mantan Ketua Umum Golkar ini menekankan pentingnya radikalisme tidak berkembang di Indonesia. Hal ini untuk mencegah aksi terorisme seperti yang terjadi di Paris.
"Ya bagaimana radikalisme jangan terjadi dengan pendidikan, dengan upaya, dan juga bagaimana dengan keamanan yang baik. Intel yang baik," tandas JK.
Teror terjadi di Paris, Prancis pada Jumat, 13 November 2015 malam. Sekelompok penyerang menyerbu gedung konser Bataclan tempat band asal Amerika Serikat, Eagles of Death Metal, bermain di depan penonton yang penuh sesak. Mereka memberondongkan peluru dari senjata dan melempar bahan peledak. Teror juga terjadi di Stadion Paris.
Dunia mengutuk serangan ini. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dia tak ingin berspekulasi tentang siapa yang melakukan serangan. Namun dia mengatakan Amerika siap membantu mengungkap pelaku teror ini.
"Mereka yang berpikir mereka bisa meneror Prancis atau nilai-nilai, mereka salah," ujar Obama.
Sementara Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan dia terkejut dengan peristiwa ini. "Pikiran dan doa kami dengan orang-orang Prancis. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa kami buat untuk membantu," kata Cameron. (Mvi/Bob)
JK: Indonesia Beri Dukungan Moril Atas Teror di Paris
JK menekankan, pentingnya radikalisme tidak berkembang di Indonesia.
Advertisement