Sukses

Syafii Maarif: Teror Paris, Kekerasan Harus Dihentikan

Meningkatnya tensi kekerasan global tak lepas dari kondisi dunia Arab yang terpuruk saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif menyatakan, meningkatnya aksi kekerasan di sejumlah negara menunjukkan dunia semakin tidak aman.

Menurut pria yang akrab disapa Buya itu, teror di Paris yang menewaskan kebih dari 100 orang, Jumat 13 November adalah satu bukti nyata.

"Kondisi ini sungguh memprihatinkan. Kekerasan harus dihentikan," ujar Syafii Maarif saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (14/11/2015).

Buya menyatakan, meningkatnya tensi kekerasan global tak lepas dari kondisi dunia Arab yang terpuruk saat ini.

"Dunia Arab sudah hancur, mereka mudah diadu domba," tukas dia.

Kondisi inilah yang kemudian memunculkan gerakan-gerakan garis keras dengan konsep keislaman versi mereka sendiri.

"Adu domba dunia Barat menjadikan dunia Arab terkotak-kotak dan memunculkan banyak gerakan radikal baru," ujar dia. 

Palestina Merdeka

Lebih jauh Buya juga menyatakan, dunia akan terus bergejolak selama Palestina belum mendapat haknya untuk merdeka.

"Ini juga menjadi salah satu faktor penyebab. Selama Amerika dan sekutunya masih mendukung Israel, akan terus muncul gerakan-gerakan perlawanan," tambah dia.

Meski kekerasan internasional cenderung meningkat, Buya mengaku tidak cemas hal tersebut akan merembet ke Indonesia.

Bergabungnya sejumlah warga negara Indonesia ke gerakan Islam militan atau ISIS diyakini tidak banyak membawa pengaruh secara keseluruhan.

"Mereka itu kelompok yang putus asa dengan kehidupan ini," ucap Buya.

Buya menyebut mereka yang bergabung ISIS adalah orang yang hanya berani mati tapi tidak berani mengahadapi hidup.       
 
"Para penganut ideologi maut ini gagal memahami konsep Islam sebagai rahmatan lil alamin atau Islam rahmat semesta alam," tutup Buya. (Ron/Rmn)